Ruang Pameran Arsip Konferensi Asia Afrika 1955 di KBRI Tripoli

Ruang Pameran Warisan Budaya dan Arsip Bersejarah Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955 di Gedung Merdeka Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tripoli, Libya, secara resmi dibuka pada 27 Februari 2020.

diadakan di kota Bandung, di mana Indonesia adalah juga sebagai salah satu dari lima negara penggagas konperensi bersejarah itu. Libya adalah salah satu negara peserta.

Menteri Perburuhan dan Rehabilitasi Dr. Al Mahdi/Periode GNA dan Menteri Perencanaan Mohamed Elzidani/Periode GNU, di lingkup kabinet Libya hadir bersama sejumlah pejabat dari Kementerian Budaya serta para tokoh LSM Libya untuk turut menyaksikan dan mendampingi pimpinan di dalam membuka secara resmi ruangan tersebut untuk membuka kembali komunikasi KBRI Tripoli kepada Pejabat dan publik setempat.

Kepala Perwakilan RI/Kuasa Usaha Ad-Interim (KUAI) di Tripoli Libya Moehammad Amar Ma’ruf menjelaskan kepada MINA, Sabtu (11/6), sejak saat itu, hingga kini Ruang Pamer yang terletak di ruang Merdeka KBRI Tripoli kembali secara perlahan-lahan difungsikan sebagai “Room For Friendship and Collaboration (Ruangan untuk Persahabatan dan Kolaborasi)” bagi sesama Bangsa dan Negara Bersaudara dari berbagai belahan dunia.

Ruang Pamer ini pun bisa dijumpai di Perpustakaan Besar Ali Gharyani daerah Tajoura Tripoli Timur dengan sebutan sebagai “Corner for Asian African Conference Historical Event/CAACHE”.

“Ruang CAACHE ini dibuka pada tanggal 14 April 2021 dan hingga saat ini dikunjungi oleh hampir kurang lebih 100 pengunjung setiap jam kerjanya,” tutur Amar Ma’ruf.

Dia mengungkapkan, dokumen Arsip tentang KAA 1955 juga tersimpan di Pusat Arsip Libya dan di kediaman keluarga pimpinan delegasi Libya pada KAA 1955 ketika itu, yakni keluarga Almarhum PM Mahmoud Montasser.

“Semoga tetap dapat menginspirasi bagi Persahabatan dan kolaborasi KBRI Tripoli dengan seluruh kalangan dan masyarakat setempat serta Perwakilan Bangsa-Bangsa di Libya ini,” pungkas Amar Ma’ruf.

Koleksi langka milik Museum KAA tentang Libya di KAA 1955 dipamerkan di KBRI Tripoli ini. Koleksi itu berupa foto langka dan dokumen historis yang mengungkap peran delegasi Libya di peristiwa KAA 65 tahun silam.

Sedikitnya 10 foto dipajang dalam pameran itu. Umumnya foto-foto ini belum pernah dipamerkan oleh Museum KAA. Melalui foto-foto itu, pengunjung dapat merasakan suasana jalannya persidangan KAA. Tak hanya itu, berbagai aktifitas delegasi Libya di KAA tergambar jelas.

Suasana KAA terwakili pada sejumlah foto yang disusun berurutan mulai dari sidang pembukaan di Gedung Merdeka hingga sidang-sidang komite KAA di Gedung Dwi Warna.

Tak lupa sebuah foto dengan citra luapan masyarakat yang menantikan dengan tak sabar kedatangan delegasi asal negara-negara di kawasan Asia dan Afrika di sepanjang Jalan Alun-alun Timur Kota Bandung memperkuat kesan lain tentang KAA.

Sedangkan aktifitas delegasi Libya di KAA tampil pada sebuah foto hitam putih yang berlatar Jalan Asia Afrika.

Foto ini menggambarkan Ketua Delegasi Libya Mahmud al-Muntasir tengah berjalan bersama para pemimpin Afrika lainnya menuju Gedung Merdeka. Foto lawas ini diperkirakan diabadikan pada peristiwa Langkah Bersejarah atau kerap disebut The Bandung Walk menjelang sidang pembukaan KAA di Gedung Merdeka.

Suasana Ruang Pamer Arsip Sederhana Konferensi Asia Afrika 1955 di KBRI Tripoli Libya. (Foto: KBRI Tripoli)

Di sisi lain terdapat sebuah foto yang tak kalah penting. Foto berukuran sekira kertas folio ini menangkap momen ketika para delegasi Libya tiba di Bandara Andir Bandung sehari menjelang pelaksanaan KAA.

Dalam foto itu, sejumlah delegasi Libya terlihat tengah menuruni anak tangga pesawat. Beriringan tepat di belakang Mahmud al-Muntasir beberapa delegasi Libya lainnya, seperti Suleiman El Jerbi, Abdurrazak Omar El Misallati, dan Ahmmed F. Ben Saoud.

Tak lupa turut dipamerkan pula naskah pidato Mahmud al-Muntasir di KAA. Dalam pidato itu, ketua delegasi Libya ini menekankan tiga hal pokok yang wajib menjadi perhatian KAA. Tiga hal itu, seperti ia ungkapkan, menyangkut persoalan kolonialisme, diskriminasi rasial, dan intervensi ideologi eksternal.

Semua materi pameran yang dipajang untuk publik ini terkait seputar hubungan Indonesia dan Libya pada peristiwa Konferensi Asia Afrika 1955. Dalam mewujudkan pameran ini, KBRI Tripoli Libya telah bekerja sama dengan Museum KAA, ANRI, dan Perpustakaan Nasional RI.

Amar Ma’ruf menambahkan, kehadiran ruapangan pameran itu diharapkan dapat bermanfaat bagi penguatan hubungan dan kerja sama antar antar bangsa dan negara Libya dan Indonesia serta bagi upaya memupuk kerja sama pembangunan yang positif bagi masyarakat internasional.

“Ini bukti bahwa Indonesia selaku negara muslim terbesar sudah menjalin hubungan dengan Libyaa sejak puluhan tahun lalu,” tambahnya.(L/R1/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.