Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Serangan Pejuang di Hebron Jadi Pukulan Telak bagi Israel

Zaenal Muttaqin Editor : Widi Kusnadi - Senin, 2 September 2024 - 16:17 WIB

Senin, 2 September 2024 - 16:17 WIB

69 Views

Penembakan di Hebron Tepi Barat, tewaskan tiga polis Israel (Foto: Qudsn)

Hebron, MINA – Serangkaian serangan yang menargetkan pasukan Israel di Tepi Barat memunculkan pertanyaan besar mengenai efektivitas kebijakan keamanan negara penjajah tersebut.

Dalam insiden terbaru, tiga petugas Israel tewas dalam penembakan di pos pemeriksaan Tarqumiya, barat Hebron, pada Sabtu pagi. Penyerangan ini menambah ketegangan di wilayah yang sudah memanas.

Serangan di Tarqumiya terjadi kurang dari 36 jam setelah dua serangan sebelumnya di pompa bensin di blok pemukiman Gush Etzion dan di Karmei Tzur, utara Hebron.

Ketiga serangan dalam kurun waktu singkat ini terjadi di wilayah yang dijaga ketat oleh militer Israel, menandakan adanya kegagalan dalam sistem keamanan.

Baca Juga: RSF: Israel Bunuh Sepertiga Jurnalis selama 2024  

Menurut Ashraf Badr, seorang analis politik di Hebron, rangkaian serangan ini menunjukkan adanya pola terorganisir dan perencanaan matang, termasuk pemantauan lokasi dan penggunaan alat peledak.

“Ini bukan lagi serangan individu. Ini sudah menjadi operasi yang direncanakan dengan baik, yang menargetkan kelemahan di sistem keamanan Israel,” kata Badr, Senin (2/9).

Serangan ini juga mengindikasikan bahwa kelompok perlawanan telah mengubah taktik mereka dengan mengalihkan fokus operasi ke wilayah selatan Tepi Barat, setelah tekanan militer yang intens di wilayah utara seperti Jenin dan Tulkarem.

Badr menambahkan bahwa langkah ini memaksa pasukan Israel untuk mendistribusikan kembali personelnya ke berbagai wilayah, mengurangi tekanan di wilayah utara.

Baca Juga: Setelah 20 Tahun AS Bebaskan Saudara Laki-Laki Khaled Meshal

Badr menilai bahwa kegagalan ini bukan hanya karena kesalahan militer di lapangan, melainkan juga karena lemahnya intelijen Israel.

Serangan ini terjadi di bawah pengawasan ketat dan dalam kondisi kewaspadaan tinggi, namun tidak ada tindakan pencegahan yang mampu mencegahnya,” tegasnya.

Setelah serangan di Tarqumiya, Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben Gvir, tiba di lokasi dengan mengenakan rompi anti peluru. Dalam pernyataannya, Ben Gvir menyerukan penerapan hukuman mati bagi tahanan Palestina dan menekan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, untuk memperketat kontrol di wilayah Tepi Barat.

“Hak hidup warga Israel lebih penting daripada hak warga Palestina untuk bergerak,” ujar Ben Gvir.

Baca Juga: Al-Qassam Sita Tiga Drone Israel

Sementara itu, militer Israel memperketat blokade di sekitar Hebron, menutup akses utama dan mengerahkan pasukan untuk memburu pelaku serangan. Kendaraan dan rumah di daerah Tarqumiya dan Idna digeledah, dengan dukungan dari pesawat pengintai dan helikopter.

Hebron kini terkepung dari segala arah, dengan pintu masuk dan keluar kota diblokir oleh pasukan Israel.

Situasi ini memperparah ketegangan di wilayah tersebut, yang terus berada dalam bayang-bayang kekerasan dan ketidakpastian. []

Mi’raj News Agency (MINA) 

Baca Juga: Parlemen Inggris Desak Pemerintah Segera Beri Visa Medis untuk Anak-Anak Gaza

Rekomendasi untuk Anda