Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seruan Damai Pakistan kepada India

sajadi - Ahad, 21 Maret 2021 - 19:20 WIB

Ahad, 21 Maret 2021 - 19:20 WIB

7 Views

Islamabad, MINA – Menteri Luar Negeri India S. Jaishankar dan Menlu Pakistan Shah Mahmood Qureshi kemungkinan akan mengadakan pertemuan di sela-sela konferensi ‘Heart of Asia’ di ibukota Tajikistan, Dushanbe, pada 30 Maret 2021.

Menurut sumber diplomatik, Islamabad mendorong pertemuan antara kedua Menlu dalam konferensi tersebut. Demikian dikutip dari The print, Ahad (21/3).

Konferensi tersebut merupakan bagian dari “Proses Istanbul”, sebuah prakarsa regional tentang keamanan dan kerja sama untuk Afghanistan yang stabil dan damai yang diluncurkan pada tanggal 2 November 2011 di Turki.

“Pakistan telah menginformasikan kepada India melalui saluran diplomatik, Menlu Qureshi sangat ingin bertemu dengan Jaishankar karena beberapa tanda dalam hubungan antara kedua tetangga yang selama ini tegang menunjukkan mulai mencair,” kata sumber tersebut.

Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan

“Kedua menteri kemungkinan akan membahas  “pemulihan” penempatan perwakilan di negara masing-masing,” lanjut sumber tersebut.

Pada 7 Agustus 2019, dua hari setelah pencabutan Pasal 370, Pakistan memutuskan untuk menurunkan hubungan diplomatik dengan India.

Kemudian, New Delhi memanggil kembali Komisaris Tinggi-nya. Pakistan juga telah menangguhkan semua hubungan perdagangan dengan India pada saat yang bersamaan.

“Kedua menteri juga diperkirakan akan membahas bagaimana melanjutkan putaran KTT SAARC berikutnya yang telah ditunda sejak 2016 menyusul ketegangan antara India dan Pakistan atas serangan Uri,” sumber menambahkan.

Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar

Jika KTT terjadi kali ini, maka ada kemungkinan besar Perdana Menteri Narendra Modi mengunjungi Islamabad untuk menghadiri pertemuan tersebut.

Selain itu, perkembangan terbaru datang setelah Panglima Angkatan Darat Pakistan Jenderal Qamar Javed Bajwa mengatakan pada Kamis (19/3) di Islamabad bahwa inilah saatnya untuk “mengubur masa lalu dan bergerak maju”.

Namun, dalam sebuah konferensi, Bajwa juga menambahkan, Kashmir jelas merupakan inti dari masalah.

“Penting untuk dipahami bahwa tanpa penyelesaian sengketa Kashmir melalui cara-cara damai, (proses) pemulihan hubungan sub-benua akan selalu rentan terhadap penggelinciran karena sikap bermotif politik,” katanya.

Baca Juga: Taliban Larang Pendidikan Medis Bagi Perempuan, Dunia Mengecam

Awal bulan ini, Perdana Menteri Pakistan Imran Khan juga bersuara damai terhadap India dan berusaha menjalin hubungan perdagangan yang lebih besar dengan New Delhi.

Pada 25 Februari 2021, India dan Pakistan juga sepakat untuk menjaga perdamaian di garis kontrol yang dipandang sebagai langkah pertama dalam mencairnya hubungan yang terus memburuk pasca serangan Pulwama pada Februari 2019 yang menewaskan 40 personel keamanan India.

Sementara itu, sejak pemerintahan Presiden Joe Biden di Amerika Serikat, ada tanda-tanda pemulihan hubungan antara India dan Pakistan.

Departemen Luar Negeri AS menyambut baik langkah perdamaian di kontrol kedua negara.

Baca Juga: PBB akan Luncurkan Proyek Alternatif Pengganti Opium untuk Petani Afghanistan

“Kami terus mengikuti perkembangan yang sangat dekat di Jammu dan Kashmir. Kebijakan kami terhadap kawasan ini tidak berubah. Kami menyerukan kepada semua pihak untuk mengurangi ketegangan di sepanjang garis kontrol dengan kembali ke komitmen gencatan senjata tahun 2003, ”kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price awal bulan ini.

Menurut Kementerian Luar Negeri (Kemlu) India, pihaknya tidak menolak untuk memiliki hubungan bertetangga yang normal dengan Pakistan dalam lingkungan yang bebas dari teror, permusuhan dan kekerasan.

“Tanggung jawab ada di Pakistan untuk menciptakan lingkungan seperti itu,” Anurag Srivastava, juru bicara Kemlu India. mengatakan pada konferensi pers. (T/RE1/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Polisi Mulai Selidiki Presiden Korea Selatan terkait ‘Pemberontakan’

Rekomendasi untuk Anda

Dunia Islam
Internasional
Internasional