Damaskus, MINA – Rakyat Suriah memberikan suaranya untuk memilih parlemen baru pada Sabtu (18/7), ketika negara itu bergulat dengan sanksi internasional dan ekonomi yang hancur.
Lebih dari 7.400 tempat pemungutan suara dibuka di seluruh bagian Suriah yang dikuasai Pemerintah Damaskus, termasuk untuk pertama kalinya di daerah bekas kubu oposisi, kata Komisi Pemilihan Umum.
Dikutip dari TRT World, Partai Baath pimpinan Presiden Bashar al Assad dan sekutu-sekutunya diperkirakan akan mengambil sebagian besar dari 250 kursi parlemen yang diperebutkan dalam pemilu ketiga diadakan sejak perang dimulai sembilan tahun lalu.
Menjelang pemungutan suara, dua ledakan di Damaskus menewaskan satu orang dan melukai seorang lainnya, kata kantor berita nasional SANA.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Tidak terlihat pihak oposisi dalam daftar kandidat dan Partai Baath yang berkuasa diperkirakan akan mempertahankan hegemoninya.
Potret para pesaing telah diperlihatkan di seluruh ibu kota selama berpekan-pekan dengan 1.658 kandidat, termasuk beberapa pengusaha terkemuka.
Pemilihan umu itu dua kali ditunda sejak April karena pandemi virus corona, pada saat sebagian besar warga Suriah khawatir melambungnya biaya hidup.
Banyak kandidat yang berjanji untuk mengatasi inflasi dan meningkatkan infrastruktur yang dirusak oleh konflik.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Jutaan warga Suriah yang tinggal di luar negeri, setelah menyelamatkan diri dari perang yang telah menewaskan lebih dari 380.000 orang, tidak berhak memilih.
Dalam pemilu terakhir pada tahun 2016, jumlah pemilih mencapai 57 persen. (T/RI-1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon