
Taufik Ismail, Pendiri dan Ketua Dewan Pembina Yayasan Bina Antarbudaya serta penerima Beasiswa Pertukaran Pelajar AFS Pertama pada Tahun 1956. (Foto: MINA)" width="300" height="242" /> Taufik Ismail, Penyair dan Sastrawan, Pendiri dan
Ketua Dewan Pembina Yayasan Bina Antarbudaya serta penerima Beasiswa Pertukaran Pelajar AFS Pertama pada Tahun 1956. (Foto: MINA)
Jakarta, 1 Jumadil Awwal 1437/9 Februari 2016 (MINA) – Taufik Ismail seorang Penyair dan Sastrawan mengatakan generasi muda harus banyak membaca.
“Banyak membaca, banyak membaca, dan banyak membaca. Ini hal yang harus diterapkan guru di sekolah kepada peserta didik,”ujar Taufik Ismail kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA) pada konferensi pers peringatan 60 Tahun Program Pertukaran Pelajar AFS Intercultural Programs di Indonesia dan 31 Tahun Yayasan Bina Antarbudaya yang mengambil tema “Connect, Create, Contribute, Change”, yang digelar di Hotel JS Luwansa Jakarta, Selasa (9/2).
“Membaca bukan membaca sastra saja, tetapi membaca buku ilmu pengetahuan seperti biologi dan kenegaraan,” jelasnya.
Taufik Ismail melanjutkan, generasi muda juga harus budayakan diskusi, contohnya dalam sebuah sekolah, buatlah forum diskusi, guru berdialog dengan satu peserta didik kemudian peserta didik lainnya mendengar apa yang dibahas, selanjutnya lakukan sistim tanya jawab.
Baca Juga: Pengadilan Brasil Terbitkan Surat Penangkapan Seorang Tentara Israel atas Kejahatan Perang di Gaza
“Dengan diskusi rasa percaya diri akan timbul, sehingga ada rasa ingin tahu untuk mengetahui hal-hal baru tentu dengan membaca menjadi modal utama bukan?” tutup Taufik Ismail. (L/P007/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Tim SAR dan UAR Berhasil Evakuasi Jenazah Korban Longsor Sukabumi