UIN Walisongo Berbenah Menuju Universitas Riset Asia

Semarang, MINA – Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Semarang terus berbenah untuk menjadi universitas riset terdepan di Asia.

UIN Walisongo menargetkan cita-cita tersebut dapat terwujud pada tahun 2034-2038.

Hal tersebut dikatakan Rektor UIN Walisongo, Muhibbin saat memberikan paparan di hadapan Tim Assesor Akreditasi Perguruan Tinggi di Kampus Ngaliyan, Rabu (20/2).

“Saat ini, civitas akademika UIN terus melakukan proses memantapkan transformasi kelembagaan menuju konsolidasi universitas riset. Dengan sumber daya manusia yang dimiliki, sarana dan prasarana yang terus meningkat, dan tata kelola yang semakin baik, cita-cita menjadi universitas riset di Asia Insya Alloh akan tercapai,” kata Muhibbin.

Di hadapan Tim Asesor, Muhbbin menjelaskan lima mileston UIN Walisongo menuju perguruan tinggi riset terdepan, dari mulai transformasi IAIN-UIN (2014-2018), konsolidasi menuju universitas riset (2019-2023), Penguatan Menuju Universitas Riset Nasional (2024-2028), Pengembangan Menuju Universitas Riset Asia Tenggara (2029-2033), sampai pada Pengakuan Universitas Riset Asia (2034-2038).

“Saat ini UIN Walisongo memiliki delapan fakultas, 43 program studi dengan 49% terakrefitasi A, 42% terakreditasi B, dan 4% terakreditasi C. Prestasi mahasiswa di tingkat internasional lebih dari 15 penghargaan, puluhan prestasi nasional, dan regional,” jelasnya.

Prestasi lainnya, lanjut Guru Besar Hadis ini, adalah memiliki 32 sistem online terintegrasi, memperoleh hasil audit eksternal dengan predikat wajar tanpa pengecualian (WTP) tiga kali berturut-turut, dan memiliki jutaan koleksi buku online maupun cetak yang dapat diakses oleh akademika secara gratis.

Sementara Wakil Rektor II, Imam Taufiq mengatakan, kampusnya memiliki distingsi yang cukup membanggakan, selain sebagai pusat kajian ilmu falak di Indonesia dengan prodi falak S1, S2 dan S3 yang terakreditasi unggul, universitas yang berada di tengah kota Semarang ini memiliki Walisongo Mediation Center (WMC), satu-satunya lembaga mediasi di perguruan tinggi yang terakreditasi oleh Mahkamah Agung sebagai lembaga pencetak mediator profesional sekaligus menjadi lembaga rujukan kurikulum mediasi dan resolusi konflik dan perdamaian.

Imam menegaskan, akreditasi ini bisa menjadi motivasi untuk meningkatkan kualitas akademik, pengabdian masyarakat, layanan, jaringan, serta lulusan yang tanggap terhadap tantangan global.

‘Kami semua berharap UIN Walisongo mendapat akreditasi unggul, saatnya sekarang kita pasrahkan kepada Tuhan Sang Maha Sekenario,” ujar Imam.

Tim Assesor Akreditasi Perguruan Tinggi dipimpin oleh Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan anggota lainnya, Prof. Muhamad Zarlis, M.Sc; Prof. Yuliandri, MH; Dr. Mamduh Mahmadah Hanafi, MBA; dan Dr. Ahmad Yani, M.Ag.

Segenap Pimpinan UIN Walisongo hadir menjawab satu persatu pertanyaan assesor dan juga para dosen dan stake holders UIN. Musahadi Wakil Rektor I, Imam Taufiq Wakil Rektor II, Suparman Syukur Wakil Rektor III, Karo AAKK Adnan, Karo AUPK Priyono, para dekan, pimpinan lembaga dan pendidik dan tenaga kependidikan. (R/R09/R01)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.