Ukhuwah, Kekuatan yang Terlupakan

Oleh Bahron Ansori, wartawan MINA 

Islamiah (persaudaraan Islam) adalah satu dari tiga unsur yang menjadi karakteristik masyarakat Islam di zaman Rasulullah, yaitu pertama, kekuatan iman dan aqidah. Kedua, kekuatan ukhuwah dan ikatan hati. Ketiga, kekuatan kepemimpinan.

Dengan tiga kekuatan ini, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam membangun masyarakat ideal, memperluas Islam, mengangkat tinggi bendera tauhid, dan mengeksiskan umat Islam atas muka dunia kurang dari setengah abad.

Pada abad ke-15 Hijriah ini, kita berusaha memperbaharui kekuatan ukhuwah ini, karena ukhuwah memiliki pengaruh kuat dan aktif dalam proses mengembalikan kejayaan umat Islam.

Hari ini, umat Islam di  berbagai belahan dunia sedang dilanda krisis ukhuwah. Di mana krisis ukhuwah ini dampaknya jauh lebih besar dibanding sekedar krisis ekonomi. Karena itu, tak heran kondisi umat Islam yang sejatinya menjadi penentu dalam sejarah peradaban kehidupan manusia, tapi malah berbalik menjadi bulan-bulanan musuh-musuh Islam. Tak mengherankan, karena lemahnya ukhuwah Islamiyah yang seharusnya menjadi modal besar dalam mempersatukan umat, justeru malah yang terjadi sebaliknya.

Lihatlah, hampir semua negara dengan mayoritas berpenduduk muslim justeru hari ini menjadi “bahan makanan” empuk. Saksikan saudara kita yang berada di Palestina, Afghanistan, Iraq, Cechnya, Kashmir, Myanmar, Libiya, Sudan, Yaman, dan negeri-negeri kaum muslimin lainnya, mereka dalam penindasan, dibunuh, ditawan, dan teraniaya oleh orang kafir.

Doakan mereka, sebab berdoa adalah bagian dari bentuk ukhuwah kita kepada mereka. Memohonlah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar mengangkat ujian yang mereka hadapi, dan menghancurkan musuh-musuh Islam.

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

مَنْ كَانَ فِى حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِى حَاجَتِهِ وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً فَرَّجَ اللَّهُ عَنْهُ بِهَا كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ » [أخرجه البخاري و مسلم]

Barangsiapa yang memenuhi hajat saudaranya, maka Allah akan memenuhi hajatnya. Dan barangsiapa melapangkan kesusahan saudaranya muslim, maka Allah akan melapangkan baginya kesusahan dari kesusahan yang ada pada hari kiamat. Siapa yang menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya kelak pada hari kiamat.” (HR. Bukhari no: 2442. Muslim no: 2580).

Imam Ibnu Qoyim mengatakan, “Bentuk menolong saudara seiman itu sangat banyak sekali jenisnya, bisa dengan harta, kedudukan, dengan anggota badan dan membantu, memberi nasehat dan bimbingan, dengan do’a, memintakan ampun untuknya, menaruh kasihan padanya. Dan itu semua tentunya sesuai dengan kadar keimanannya, karena semakin kuat imannya maka semakin kuat bentuk pertolongannnya, begitu pula sebaliknya semakin rendah imannya semakin lemah pula bentuk pertolongannya.

Mari perkuat ukhuwah Islamiyah kita. Sebab di sana, berbagai makar musuh Islam selalu dilakukan. Bila ukhuwah kita lemah, maka akan terjadi adu domba antar kelompok (harokah) Islam. Semua merasa kelompoknyalah yang paling benar, sementara yang lain salah. Perseteruan antara umat pun semakin menjadi-jadi, bahkan bukan sebatas caci maki tapi jauh lebih dahsyat lagi saling angkat senjata dan membunuh satu sama lain (perang).

Fakta yang sudah seharusnya menjadi bahan renungan bagi umat Islam untuk mengambil langkah dan sikap ke depan adalah dengan melihat kenyataan beberapa negara yang mayoritas berpenduduk Islam atau negara Islam. Cobalah lihat apa yang terjadi di Irak, negara Saddam Husein itu kini hancur berkeping-keping hanya karena memperebutkan kekuasaan satu sama lain. Apakah hanya Irak? Tentu saja tidak.

Yang teranyar dan selalu up date hingga kini adalah Palestina. Negara yang kini seperti sebuah penjara terbesar di dunia itu, hingga kini belum juga bisa terbebas dari penjajahan Zionis Yahudi. Bertahun-tahun penduduknya harus menanggung pendertiaan tak terkira. Tak sedikit dari wanita-wanita Palestina harus menjadi janda muda karena suami-suami mereka gugur sebagai syuhada. Anak-anak menjadi yatim karena ditinggal mati ayah bahkan ibunya.

Pertanyaannya, dimanakah kebersamaan umat Islam dalam membantu negara-negara Islam lainnya seperti Palestina agar terbebas  dari kejahatan penjajah Zionis Yahudi? Itu baru negara Palestina, belum lagi negara-negara Islam lainnya yang kini sedang dalam proses dicabik-cabik. Dimanakah rasa ukhuwah Islamiyah itu kini?

Alasan terkuat yang bisa menjadikan umat manusia untuk bersatu ialah bila didasari di atas ukhuwah Islamiyah. Yang sudah pasti akan menyatukan kaum muslimin, walaupun keberadaan mereka saling berjauhan, terpencar diseluruh penjuru dunia, beda negeri, suku dan bangsanya. Namun dengan pondasi tersebut mampu menyatukannya, Allah menegaskan hal itu melalui firman -Nya:

﴿ إِنَّمَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ إِخۡوَةٞ ١٠ ﴾ [الحجرات: 10]

“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara.”  (QS Al-Hujurat: 10).

Dipertegas lagi hal tersebut oleh Nabi Muhammad SAW dalam sabdanya yang menyatakan tidak ada perbedaan antara orang Arab dan non Arab kecuali ketakwaan. Beliau bersabda:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « أَلَا لَا فَضْلَ لِعَرَبِيٍّ عَلَى أَعْجَمِيٍّ وَلَا لِعَجَمِيٍّ عَلَى عَرَبِيٍّ وَلَا لِأَحْمَرَ عَلَى أَسْوَدَ وَلَا أَسْوَدَ عَلَى أَحْمَرَ إِلَّا بِالتَّقْوَى » [أخرجه أحمد]

Ketahuilah tidak ada kelebihan bagi orang Arab atas non Arab, tidak pula sebaliknya.  Tidak juga bagi orang yang berwarna kulit merah dengan yang berwarna hitam, atau sebaliknya melainkan (keutamaan itu didapat) dengan ketakwaannya.” (HR.  Ahmad 38/474 no: 23489).

Semoga kedepan kekuatan ukhuwah Islamiyah itu bisa disadari sebagai sebuah kekuatan dahsyat dalam kehidupan komunitas muslim. Wallahu a’lam. (A/RS3/RS2)

Mi’raj News Agency (MINA)