Ulama Mesir: Pembebas Al-Aqsha Adalah Pemuda

Syeih Ahmad Al-Misr sedang memberi ceramah di Masjid Al-Azhar Jakarta Selatan (Foto; Rizki Aldy MINA)
Sheikh sedang memberi ceramah di Masjid Agung Al-Azhar Jakarta Selatan. (Foto: Rizki Aldy/MINA)

Jakarta, Sabtu 13 Rabi’ul Akhir 1437/23 Januari 2016 (MINA) – tidak pernah lepas dari peran yang selalu berusaha melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

“Seperti halnya Salahuddin Al-Ayyubi yang membebaskan Al-Aqsha pada 2 oktober 1187 lalu, ia sudah aktif bergabung di medan jihad sejak umur 14 tahun di bawah arahan  ayahnya, Najmuddin Ayyub dan pamannya Asaduddin Syirkuh di bawah kekuasaan Imaddudin Zanky,” kata Sheikh Ahmad Al-Misr kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA) usai memaparkan kajian di Masjid Agung Al-Azhar, Jakarta Selatan, Jumat (22/1) malam.

“Mufti Palestina pernah menyampaikan, tidak akan dibebaskan Al-Aqsha itu sampai kita kembali pada agama Allah, kita menjunjung tinggi kalimat tauhid, melaksanakan perintah Allah, dan menjauhi larangan-Nya, baru Allah akan menurunkan pertolongannya,” kata ulama muda yang fasih berbahasa Indonesia itu.

Menurutnya, sekarang umat sedang terserang penyakit al-wahn atau terlalu cinta dengan dunia dan takut kematian, maka jika umat Islam dekat kepada Allah, pasti akan ditunjukkan jalannya untuk membebaskan Al-Aqsha.

“Kita sebagai Muslim harus optimis dengan mempererat ukhuwah atau persatuan dan selalu mendekatkan diri kepada Allah, dengan begitu Allah akan memudahkan pembebaskan masjid suci kiblat pertama umat Muslim tersebut, dan jangan lupa untuk selalu mendoakan saudara-saudara kita yang memperjuangkan Al-Aqsha di sana, karena doa adalah senjatanya umat Muslim,” ujar yang sekarang menetap di Jakarta itu.

Pada kesempatan ini, Sheikh Al-Misr mengutip Al-Quran Surat Ali-Imran ayat 103 yang terjemahannya berbunyi, Dan berpegangteguhlah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah seraya berjamaah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu jadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.”

Ia menegaskan, umat Islam ke depan harus bersatu, jangan sampai terpecah belah karena hal-hal yang kecil, sebab sebenarnya perbedaan adalah rahmat, bukan sesuatu yang justru membuat umat Islam terpetak-petak.

Sheikh Al-Misr mempertanyakan posisi umat Islam di Indonesia, apakah Muslimin cukup sebagai penonton dan tidak ikut serta dalam perjuangan pembebasan Masjid Al-Aqsha.

“Umat Islam yang sebenarnya adalah umat Islam yang perduli dengan saudaranya, karena Muslim ibarat satu tubuh yang apabila satu bagian merasa sakit, maka bagian yang lain akan merasakannya juga,” tambahnya. (L/Rzk/P001)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Admin

Editor: Rudi Hendrik

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.