Najaf, 12 Rajab 1438/9 April 2017 (MINA) – Ulama Syiah Irak, Moqtada Sadr pada hari Sabtu (9/4) menyeru Presiden Suriah Bashar Al-Assad untuk mundur. Sadr juga menyeru Amerika Serikat (AS) dan Rusia untuk menghentikan intervensinya di dalam konflik Suriah.
Ulama yang berbasis di kota Najaf itu mengutuk pembunuhan sedikitnya 87 orang, termasuk 31 anak-anak, dalam serangan kimia Selasa (4/4) lalu yang banyak dipersalahkan kepada pemerintah Damaskus.
“Saya mempertimbangkan secara adil bagi Presiden Bashar Al-Assad untuk mengundurkan diri dan meninggalkan kekuasaan, yang akan memungkinkan orang-orang terkasih dari Suriah untuk menghindari bencana perang dan penindasan teroris,” katanya dalam sebuah pernyataan, demikian Arab News memberitakan yang dikutip MINA.
Menanggapi serangan kimia di kota Khan Sheikhun, Provinsi Idlib, AS menembakkan 59 rudal jelajah ke pangkalan udara Shayrat milik militer Suriah pada Jumat pagi, meskipun pemerintah Damaskus menolak bertanggung jawab atas serangan kimia itu.
Baca Juga: Jejak Masjid Umayyah di Damaskus Tempat al-Jawlani Sampaikan Pidato Kemenangan
Sadr juga mengutuk serangan rudal AS dan mendesak semua pihak asing yang terlibat dalam konflik Suriah untuk menarik diri dari negara itu.
“Saya menyerukan semua pihak untuk menarik aset militer mereka dari Suriah sehingga rakyat Suriah mengambil ke tangannya sendiri (masalah Suriah). Mereka adalah satu-satunya yang berhak untuk menentukan nasib mereka,” katanya. (T/RI-1/B05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Pemerintahan Transisi Suriah Dipercayakan kepada Mohamed Al-Bashir