WAKIL KETUA MUI: MUI MENGEDEPANKAN ISLAM WASATHIYAH

Halaqah Komisi Dakwah MUI dengan tema “Perspektif Dakwah Kedepan”. (Foto : Akhmad)
Halaqah dengan tema “Perspektif Dakwah Kedepan”. (Foto : Akhmad)

Jakarta, 30 Muharram 1437/14 November 2015 (MINA) – Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia melaksanakan Halaqah Komisi Dakwah MUI dengan tema “Perspektif Dakwah Kedepan”.

Wakil Ketua Umum MUI Pusat, Yunahar Ilyas mengatakan, Islam Wasathiyah adalah hasil dari Musyarah Nasional ke VI di Surabaya.

“Tentu, kita tahu bahwa Islam wasathiyah merupakan Islam mengedepankan berkeadilan dan berkeadaban untuk melengkapi wawasan keIslaman,” kata Yunahar.

“Bahkan, orang senang memakai istilah Islam moderat Sebab, Islam moderat dinilai menjadi salah satu senjata untuk mencegah masuknya paham kelompok radikal,” kata Yunahar dalam acara “Halaqah Komisi Dakwah MUI” di Kantor MUI Pusat, Jakarta, Jumat (13/11) sore.

Baca Juga:  Pj Gubernur Babel Dukung Ijtima Ulama se-Indonesia ke-VIII

NGO-NGO bisa memakai Islam moderat yaitu Ekstrem kanan dihadapi dengan senjata, pada saat yang sama ektrem kiri, sisa komunis dan islamopobhia.

Dihadapi dengan sangat lunak karena berhasil mengendarai HAM ada juga orang yang memakai kata Islam Moderat namun tidak bisa menjelaskannya Islam wasathiyah itu adalah umat yang pertengahan.

“Kita ingin mewujudkan yang menurut Alquran Islam merupakan umat ‘tengahan’ yang mengandung arti moderat,” ujar Yunahar.

Moderat tidak terjebak pada ekstrimitas seperti faham radikal dan juga faham liberal Islam di sini merupakan Islam jalan tengah, toleran dalam pengertian bertenggang rasa kepada pihak lain, tidak boleh kemudian main hakim. tegasnya.

Termasuk Islam yang inklusif atau Islam yang menampung semuanya. Bukan eksklusif atau Islam yang kemudian ingin mengedepankan atau mengeluarkan orang lain, apalagi dengan sesama Muslim. Ini jauh dari nilai-nilai wasathiyah.

Baca Juga:  Pj Gubernur Babel Dukung Ijtima Ulama se-Indonesia ke-VIII

Mendakwahkan ‘Islam Wasathiyah’ yang tidak radikal, santun, tidak keras, tidak galak, tidak memaksa, saling menebarkan cinta kasih dan sayang, tawasut, tasamuh, tidal, tawazun dan memegang teguh prinsip ukhuwah Islamiyah secara sistematis.

Hadir pula seperti Ketua Komisi Dakwah MUI Cholil Nafis, Ketua LDNU Dr. KH Manarul Hidayat, Ketua Lembaga Dakwah Khusus PP Muhammadiyah dan Ormas-ormas Islam. (L/P002/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Wartawan: kurnia

Editor: Bahron Ansori

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0