Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

WAWANCARA EKSKLUSIF MINA DENGAN MANTAN TAHANAN PALESTINA DI JALUR GAZA

Admin - Jumat, 3 April 2015 - 01:08 WIB

Jumat, 3 April 2015 - 01:08 WIB

902 Views ㅤ

(foto:Mina)

Koresponden Mi’raj Islamic News Agency (MINA) (kiri) sedang mewawancarai seorang tahanan Palestina yang baru dibebaskan di Jalur Gaza Palestina.(Foto Eksklusif: MINA)

Hingga saat ini jumlah tawanan Palestina di penjara-penjara Zionis Israel mencapai lebih dari 7.000 jiwa, baik itu dari kalangan anak anak, wanita, manula dan lain-lain.

para tawanan tersebut dijatuhi hukuman penjara dalam waktu yang sangat lama oleh Zonis Israel yang di antaranya dihukum dengan masa tahanan lebih dari 100 tahun.

Pada Ahad (29/3) lalu, pihak Zionis membebaskan salah seorang dari ribuan tahanan Palestina. Seorang tahanan yang dibebaskan tersebut berasal dari Jalur Gaza.

Tim Koresponden Kantor Berita Islam Mi’raj (Mi’raj Islamic News Agency-MINA) di Gaza dengan izin Allah, Rabu (1/4), berhasil menemui dan mewawancarai mantan tahanan tersebut.

Baca Juga: Wawancara Ekskusif Prof Abdul Fattah El-Awaisi (3): Kita Butuh Persatuan untuk Bebaskan Baitul Maqdis

Berikut hasil wawancara Koresponden MINA dan seorang tahanan Palestina dari Gaza yang baru dibebaskan, Sami Al-Hafi:

Koresponden MINA (MINA): Bismillahirrahmanarrahim, bisa tolong anda perkenalkan diri Anda?

Sami Al-Hafi (Sami): Nama saya Sami Al-Hafi berusia 35 tahun, anak kelima dari lima bersaudara. Saya warga Kamp Pengungsian Jabaliya, utara Jalur Gaza.

MINA: Berapa tahun Anda berada di penjara Israel, dan sejak kapan?

Baca Juga: Wawancara Ekskusif Prof Abdul Fattah El Awaisi (2): Urgensi Rencana Strategis Bebaskan Baitul Maqdis

Sami: Saya dipenjara sejak umur 25 tahun dan mendekam dibalik jeruji besi selama sembilan tahun.

MINA: Bagaimana Anda bisa sampai di penjara Israel, dan apa tuduhan yang Anda terima?

Sami: Saya ditangkap oleh badan keamanan internal Israel Syabak saat saya sedang berada di wilayah Tepi Barat, mereka menuntut saya dengan tuduhan melakukan aksi bom syahid di Tepi Barat dan beberapa aksi jihad lainnya.

MINA: Kami tahu bahwa Zionis Israel memiliki banyak rumah tahanan, di mana mereka menempatkan Anda?

Baca Juga: Fenomana Gelombang Panas, Ini Pendapat Aktivis Lingkungan Dr. Sharifah Mazlina

Sami: Pertama kali, mereka menahan saya di sebuah penjara bernama Nafhah, dan  selama sembilan tahun masa tahanan mereka memindahkan saya ke lima penjara berbeda, di mana penjara yang terakhir saya huni adalah penjara Askelon yang paling dekat dengan Jalur Gaza bagian utara.

MINA: Bisa Anda ceritakan kondisi penjara yang Anda tempati?

Sami: Saya dan rekan-rekan tahanan lainnya yang berjumlah delapan orang ditempatkan di sebuah ruangan sempit berukuran 3×7 meter. Bahkan beberapa ruangan lain ditempati hingga 10 orang dalam satu ruangan sempit. Peraturan mereka sangat ketat di mana selain dijaga oleh sipir penjara, mereka juga menempatkan sejumlah hewan anjing mereka.

MINA: Apakah Anda mengalami penyiksaan selama di penjara, dan jenis penyiksaan apa yang Anda rasa paling berat?

Baca Juga: Wawancara Ekskusif Prof Abdul Fattah El Awaisi (1): Peran Strategis Indonesia dalam Pembebasan Baitul Maqdis

Sami: Ya, seluruh tahanan tentu pernah mengalami penyiksaan termasuk Saya. Biasanya penyiksaan dilakukan di awal-awal penangkapan terutama saat interogasi oleh militer. Penyiksaan mereka berupa fisik dan mental. Jenis penyiksaan yang terparah adalah ketika mereka tidak membiarkan kami beristirahat sedetik pun dalam waktu yang lama hingga berhari-hari. Kami dibiarkan terbangun selama berhari-hari tanpa tidur.

MINA: Bagaimana dengan aktivitas ibadah di dalam penjara?

Sami: Kami para tahanan telah membuat jadwal teratur, persiapan dan berbagai kebutuhan untuk hal ibadah. Kami berusaha sebaik mungkin untuk komitmen dalam urusan ini dan tidak memberi celah kepada sipir Yahudi untuk mengganggu dan mengintervensi aktivitas yang satu ini.

Ada pun di saat-saat aksi penyiksaan dan interogasi yang mengharuskan kami berada dalam satu ruangan berhari-hari, kami beribadah dalam keadaan duduk dan dengan isyarat karena memang tidak ada ruang untuk keluar dari kondisi tersebut. Hal itu diperbolehkan dalam agama Islam dan mau tidak mau kita harus tetap melaksanakan ibadah shalat.

Baca Juga: HNW: Amanat Konstitusi! Indonesia Sejak Awal Menolak Kehadiran Penjajah Israel

Namun, kerap para sipir tahanan tersebut secara sengaja menganggu aktivitas ibadah kami dengan gonggongan anjing-anjing mereka yang sangat bising.

Ya, bagaimana pun pada akhirnya mereka adalah musuh kita.

MINA: Menurut banyak informasi, sejumlah aksi mogok makan tahanan Palestina kerap dilakukan di penjara, apakah Anda juga termasuk dalam aksi tersebut?

Sami: Ya, saya pernah ikut berpartisipasi dalam aksi mogok makan. Aksi yang kami namakan dengan “Aksi Mogok Makan al-Karamah” terjadi pada tahun 2012 di mana kami tidak makan selama hampir satu bulan penuh atau tepatnya 28 hari.

Baca Juga: Basarnas: Gempa, Jangan Panik, Berikut Langkah Antisipasinya

MINA: Apa tuntutan Anda saat aksi mogok makan tersebut?

Sami: Dengan aksi mogok makan ini, Kami menuntut agar saudara-saudara kami sesama tahanan yang disiksa dengan ditempatkan di ruang yang sangat sempit atau disebut dengan ruangan isolasi itu dapat dibebaskan. Karena mayoritas mereka yang diisolasi sudah mendekam selama bertahun-tahun di dalam penjara. Tuntutan lainnya adalah agar keluarga kami diperkenankan mengunjungi kami, karena banyak dari keluarga para tahanan yang bertahun-tahun tidak boleh mengunjungi sanak saudara mereka di penjara.

MINA: Anda sendiri, berapa tahun paling lama tidak dikunjungi keluarga?

Sami: Saya sempat mengalami hal semacam itu, yaitu keluarga saya tidak diizinkan menjenguk saya selama tujuh tahun. Namun, setelah aksi mogok makan tersebut tuntutan kami dipenuhi. Tuntutan tuntutan tersebut hanya sebagian dari berbagai kebutuhan lainnya yang harus dipenuhi.

Baca Juga: Basarnas Siapkan Sumber Daya yang Siap dan Sigap

MINA: Kami dengar tidak sedikit tahanan Palestina yang tetap kuliah meski pun di dalam penjara, apakah Anda juga demikian?

Sami: Iya, memang benar adanya beberapa tahanan Palestina yang tetap mengikuti aktivitas perkuliahan dari dalam penjara, namun saya tidak. Tapi saya memperlajari berbagai ilmu fiqih dari teman-teman saya di penjara.

MINA: Apa pesan Anda untuk umat Islam Indonesia terkait kondisi para tahanan Palestina di penjara-penjara Zionis?

Sami: Terus terang saja, saya dan saudara-saudara saya di penjara-penjara Israel tidak meminta banyak. Kami tidak meminta kalian dan umat Islam di seluruh dunia memperbaiki kondisi kehidupan kami di dalam penjara. Tidak pula untuk kesejahteraan dan kenyamanan. Kami hanya ingin melihat kalian berdiri bersama di pihak kami, meskipun hanya dengan doa. Terutama doa agar Allah segera mengeluarkan kami dari penjara-penjara Zionis Israel. (L/K02/K03/Reza/R05)

Baca Juga: Cerita Perjuangan dr. Arief Rachman Jalankan “Mission Impossible” Pembangunan RS Indonesia di Gaza (Bagian 3)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Cerita Perjuangan dr. Arief Rachman Jalankan “Mission Impossible” Pembangunan RS Indonesia di Gaza (Bagian 2)

Rekomendasi untuk Anda