Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

WAWANCARA KHUSUS DENGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN OTORITAS PALESTINA

Abu Al Ghazi - Sabtu, 6 September 2014 - 15:25 WIB

Sabtu, 6 September 2014 - 15:25 WIB

1040 Views ㅤ

Dr. Mufeed Al Husainah, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan otoritas Palestina. foto : mirajnews.com
Dr. Mufeed Al Husainah, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan otoritas Palestina. foto : mirajnews.com

Dr. Mufeed Al Husainah, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan otoritas Palestina. foto : mirajnews.com

Agresi Israel selama 51 hari sudah berkahir sejak 26 Agustus yang lalu, namun justru menjadi titik awal permasalahan di Gaza. Puluhan ribu rumah hancur sehingga saat ini  ratusan ribu orang menjadi pengungsi dan tinggal disekolah sekolah di Gaza.

Ketika meninggalkan rumah, mereka hanya mengenakan pakaian yang melekat di tubuhnya, kondisi mereka cukup menyedihkan dan memerlukan bantuan segera dari dunia internasional.

Sementara pekerjaan rekonstruksi hingga kini belum tersentuh, Israel masih menutup pintu-pintu perbatasan untuk memasukkan barang-barang bantuan dan bahan bahan bangunan ke Gaza.

Untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana situasi di Gaza dan apas saja yang sangat diperlukan untuk membangun kembali Gaza, wartawan Kantor Berita Islam MINA berkesempatan mewawancarai Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Otoritas Palestina Dr. Mufeed Al Husainah di Gaza.

Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof El-Awaisi: Ilmu, Kunci Pembebasan Masjid Al-Aqsa

Berikut petikan wawancara wartawan Mirajnews dengan Dr. Mufeed Al Husainah :

MINA : Bisa anda perkenalkan diri anda?

Dr. Mufeed Al Husainah : Saya Dr. Mufeed Hasaynah, Menteri Pekerjaan Umum dan perumahan. Salah satu kementerian dari Pemerintahan Palestina.

MINA : Apakah Kementrian PU sudah memulai melakukan rekonstruksi terhadap jalur Gaza?

Baca Juga: Wawancara Ekskusif Prof Abdul Fattah El-Awaisi (3): Kita Butuh Persatuan untuk Bebaskan Baitul Maqdis

Dr. Mufeed Al Husainah : Jujur saya sampaikan bahwa hingga saat ini tidak ada bahan-bahan bangunan seperti beton dan semen yang masuk ke Jalur Gaza karena Israel masih menutup pintu perbatasan. Namun sebagai kementerian Pekerjaan Umum sudah  memiliki rencana untuk melakukan rekonstruksi, dan kami masih menunggu dibukanya perbatasan, jika mereka buka perbatasan kami siap untuk memulai rekosntruksi Gaza.

Meski tidak sekaligus dapat dimulai, kami akan memulai dengan merekonstruksi rumah-rumah yang hancur sebagian. Ada 40.000 rumah yang hancur sebagian, ini mudah untuk merekonstruksinya sehingga orang-orang bisa segera tinggal kembali di rumah mereka karena sebentar lagi akan datang musim dingin.

Untuk itu sebagai kementerian PU dan perumahan kami sudah siap, dan kami menyerukan dunia internasional untuk  menekan Israel agar membuka semua perbatasan, dan memasukkan bahan bangunan seperti semen dan sektor privat lainnya, karena kami membeli bahan-bahan tersebut dengan uang kami bukan dengan uang Israel, kami sudah bayar untuk semen tapi hingga sekarang belum juga masuk.

MINA : Berapa dana yang dibutuhkan untuk merekonstruksi Jalur Gaza?

Baca Juga: Wawancara Ekskusif Prof Abdul Fattah El Awaisi (2): Urgensi Rencana Strategis Bebaskan Baitul Maqdis

Dr. Mufeed Al Husainah : Hingga sekarang kami belum menyelesaikan estimasi perhitungan untuk merekonstruksi jalur Gaza. kami bekerja bersama dengan UNDP dan UNRWA untuk menghitung estimasi kebutuhan rekonstruksi ini, dan hasil hitungan kami hingga saat ini dibutuhkan setidaknya 4.5 hingga 6 miliar US Dolar namun perhitungan ini masih belum selesai dan masih terus berjalan.

MINA : Ada analisa yang mengatakan bahwa diperlukan 20 tahun untuk merekonstruksi Jalur gaza, bagaimana pendapat anda?

Dr. Mufeed Al Husainah : Jika Israel membuka perbatasan dengan baik dan memberikan waktu 24 jam setiap harinya untuk menyuplai kebutuhan bahan-bahan atau material untuk rekonstruksi Gaza ini, tidak akan membutuhkan waktu yang lama. Namun jika sebaliknya, ini akan membutuhkan waktu yang lama dan situasi akan makin memburuk untuk rakyat kami.

Saya katakan bahwa kami memiliki lima pintu perbatasan dengan Israel dan mereka harus membuka semuanya, namun jika Israel hanya membuka satu pintu Karim Abu Salim untuk menyuplai barang-barang material ini akan menimbulkan masalah dan memerlukan waktu yang lama.

Baca Juga: Fenomana Gelombang Panas, Ini Pendapat Aktivis Lingkungan Dr. Sharifah Mazlina

Gaza membutuhkan 1500 kontainer setiap harinya untuk menyuplai makanan dan bahan-bahan material untuk rekonstruksi Gaza.

MINA : Apakah sudah ada negara yang menjanjikan kepada pemerintahan anda untuk memberikan bantuan?

Dr. Mufeed Al Husainah :  Saya katakan sejujurnya kami masih menunggu semua negara khususnya negara-negara arab dan muslim, dan banyak negara-negara sahabat Palestina seperti Eropa dan Amerika. Saat konferensi negara-negara donor yang akan datang dilaksanakan di Kairo , saya pikir mereka akan hadir di Konferensi ini dan memberikan donasinya. Saya berharap mereka akan menjadi donatur yang baik untuk merekonstruksi jalur Gaza.

MINA : Kapan Konferensi tersebut akan dilaksanakan? Siapa saja yang akan hadir dalam konferensi tersebut? apakah Qatar juga akan hadir dan memberikan bantuan setelah mereka membangun apartemen dan jalan jalan di Gaza.

Baca Juga: Wawancara Ekskusif Prof Abdul Fattah El Awaisi (1): Peran Strategis Indonesia dalam Pembebasan Baitul Maqdis

Dr. Mufeed Al Husainah : Awalnya konferensi ini akan dilaksanakan pada 10-15 september, namun diundur menjadi 10 oktober. Saya fikir Qatar adalah salah satu negara yang akan memberikan sumbangan dan hadir dalam konferensi di Mesir ini. Semua negara negara arab seperti Saudi Arabia, Kuwait, juga Indonesia, Malaysia dan Pakistan, juga negara negara Eropa, Rusia dan Amerika.

MINA : Apa sebenarnya yang paling diperlukan oleh rakyat Gaza saat ini?

Dr. Mufeed Al Husainah : Saat ini kita memiliki 55.000 pengungsi, rumah-rumah mereka hancur total dan hingga sekarang masih tinggal sebagai pengungsi di sekolah sekolah. Mereka ini memerlukan bantuan uang cash atau kontan, karena mereka meninggalkan rumah mereka tanpa apapun kecuali pakaian yang ada di tubuh mereka. Ini adalah maslaah yang sangat besar, dan kondisi mereka sangat buruk di sekolah-sekolah.

Untuk itu melalui media ini (mirajnews.com) kami sampaikan kepada saudara-saudara kami di Indonesia, baik pemerintahnya, juga kepada Malaysia, negera-negara Arab, Eropa dan siapa saja yang ingin membantu, setidaknya kami memerlukan 100 juta US Dolar untuk membantu mereka, dan kami memiliki nama-nama mereka jika diperlukan kami akan kirimkan, serta kami juga memiliki nomor rekening yang dibuka khusus untuk orang-orang ini.

Baca Juga: HNW: Amanat Konstitusi! Indonesia Sejak Awal Menolak Kehadiran Penjajah Israel

Jika pemerintah Indonesia ingin memberikan bantuan kepada mereka, mereka bisa kirimkan seseorang atau utusan untuk mendapatkan daftar nama-nama para pengungsi ini dan saya akan memberikan nama-namanya dan pemerintah Indonesia bisa mamberikan bantuan misalnya 500 atau 5000 US Dolar kepada mereka agar mereka bisa membeli baju untuk keluarga dan anak anak mereka yang sebentar lagi akan masuk ke sekolah. Mereka bisa juga memberikan langsung dana ini kepada para pengungsi ini.

Ini hal yang sangat tidak bisa dipercaya, karena mereka meninggalkan rumah mreka hanya dengan pakaian yang melekat ditubuhnya. Itulah mengapa kita memerlukan setidaknya uang kontan 100 juat US Dolar.

MINA : Apa pesan Anda kepada Indonesia?                                                                                

Dr. Mufeed Al Husainah : Kami ucapkan terima kasih kepada rakyat Indonesia yang telah mendirikan Rumah Sakit di utara Gaza, dan kami juga yakin bahwa akan datang dokter-dokter dari Indonesia untuk bekerja di Rumah Sakit ini. Juga kami mengapresiasi pekerjaan di Rumah Sakit ini, mereka bekerja dengan sangat professional, sekali lagi terima kasih kepada rakyat Indonesia.

Baca Juga: Basarnas: Gempa, Jangan Panik, Berikut Langkah Antisipasinya

Saya juga berharap ketika suatu hari bisa mengunjungi Indonesia saya bisa bertemu dengan saudara-saudara di sana dan bertemu dengan mereka. Melalui media anda Mi’raj Islamic News Agency (MINA) saya mengirimkan salam  di kementerian Pekerjaan Umum Indonesia dan semoga bisa secepatnya bertemu mereka dan bisa membangun kerjasama, serta membengun bisnis untuk membantu rakyat Gaza.

Kami juga mengundang Presiden Indonesia untuk datang ke Gaza, walaupun ini sebuah negara kecil namun kami berharap Presiden Indonesia bisa hadir di negeri kami, di negeri saudara-saudara mereka dan kami mencintai mereka dan kami juga mengetahui bahwa mereka mencintai kami.

Selalu kami sampaikan, semoga ALLAH memberkahi Pemerintah Indonesia serta rakyatnya dan semoga ALLAH memberikan ekonomi yang baik serta  kesehatan dan keamanan.

Jika suatu saat pemerintah Indonesia datang ke Gaza kami akan mengajak mereka sebagai tamu pribadi saya ke laut mediterania dan mencoba mencicipi ikan dari laut Gaza, meskipun kami tahu Indoensia sangat banyak ikannya.

Baca Juga: Basarnas Siapkan Sumber Daya yang Siap dan Sigap

Sekali lagi terima kasih kepada anda dan setiap langkah yang anda lakukan untuk saudara saudara kalian di Gaza. (K01/K03/R11)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Cerita Perjuangan dr. Arief Rachman Jalankan “Mission Impossible” Pembangunan RS Indonesia di Gaza (Bagian 3)

Rekomendasi untuk Anda