Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wawancara Khusus Menlu Qatar: Krisis Diplomatik Karena Kebohongan Media

Ali Farkhan Tsani - Selasa, 6 Juni 2017 - 19:02 WIB

Selasa, 6 Juni 2017 - 19:02 WIB

19920 Views

qatar-NDN-300x197.jpg" alt="" width="494" height="323" />Alih Bahasa: Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj Islamic News Agency)

Kawasan Negara Teluk memanas. Beberapa negara di kawasan itu dan negara lain memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar.

Qatar sendiri masih mempertanyakan apa penyebab utama dari langkah mengejutkan itu, yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya.

Untuk mengetahuinya dan bagaimana masa depan Kawasan Negara Teluk? Berikut tanggapan Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani dalam wawancara khusus dengan Al-Jazeera Qatar, yang diberitakan MINA (Mi’raj Islamic News Agency).

Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof El-Awaisi: Ilmu, Kunci Pembebasan Masjid Al-Aqsa

Al-Jazeera: Apa sebenarnya alasan terjadinya krisis ini?

Sheikh Mohammed: Kami mengungkapkan penyesalan dan keterkejutan kami atas eskalasi terhadap Qatar. Kami juga tidak tahu apakah ada alasan utama sebenarnya di balik krisis ini atau ada yang tersembunyi yang tidak kami ketahui.

Jika ada alasan nyata untuk krisis ini, tentu hal itu bisa saja dibahas pada pertemuan Negara-Negara Teluk GCC beberapa pekan lalu. Namun saat itu tidak ada yang dikatakan atau dibahas sama sekali.

Juga tidak ada hal yang dikatakan saat KTT Arab-Islam di Riyadh beberapa waktu sebelumnya.

Baca Juga: Wawancara Ekskusif Prof Abdul Fattah El-Awaisi (3): Kita Butuh Persatuan untuk Bebaskan Baitul Maqdis

Jadi, tidak ada alasan yang dikatakan dalam kejadian ini, dan kami tidak memiliki indikasi bahwa krisis akan segera terjadi.

Jadi, ini menunjukkan bahwa media membuat berita kebohongan tentang Qatar. Ada upaya kampanye media besar menyudutkan dan menghina Qatar dan para pemimpinnya, yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Namun, kami di Qatar berusaha tidak konfrontatif meluncur turun ke jalan. Kami mencoba mengatasinya dengan sabar dan bijaksana.

Al-Jazeera: Emir Qatar Sheikh Tamim akan memberikan pidato malam itu setelah adanya pemutusan hubungan diplomatik, untuk memberikan pernyataan, tapi mengapa menundanya?

Baca Juga: Wawancara Ekskusif Prof Abdul Fattah El Awaisi (2): Urgensi Rencana Strategis Bebaskan Baitul Maqdis

Sheikh Mohammed: Emir Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani memang hendak memberikan pidato untuk berbicara kepada orang-orang Qatar malam itu. Namun Emir menerima telepon dari Emir Kuwait yang meminta dia untuk menundanya agar memberi waktu untuk menyelesaikan krisis tersebut.

Emir Kuwait memang berperan penting saat menyelesaikan krisis yang terjadi pada tahun 2014.

Langkah-langkah yang menimpa Qatar ini belum pernah terjadi sebelumnya dan ini hanya sepihak. Kami di Qatar tidak mengambil langkah apapun atau sejenisnya. Kami yakin ada masalah yang bisa diselesaikan melalui diskusi dan saling menghormati.

Saya menerima telepon dari banyak menteri luar negeri dengan rasa persaudaraan dan ramah yang mendukung upaya untuk mengatasi krisis ini.

Baca Juga: Fenomana Gelombang Panas, Ini Pendapat Aktivis Lingkungan Dr. Sharifah Mazlina

Memang ada beberapa konflik di dunia Arab. Ada krisis di Suriah, Libya, dan Yaman. Kami hanya merasa agak aneh bahwa Negara-Negara Teluk telah memutuskan hubungan dengan Qatar pada waktu ini.

Hal ini tentu akan membawa pertanyaan nyata tentang masa depan Negara-Negara Teluk, yang pada dasarnya adalah satu saudara dengan bahasa yang sama dan memiliki ikatan keluarga yang luas di antara masyarakatnya.

Bagaimanapun, tentu kami menolak bahwa beberapa negara mencoba untuk memaksakan kehendak mereka terhadap Qatar atau campur tangan dalam urusan dalam negerinya. Ini kami tolak. Tapi secara keseluruhan, kami rasa ada tanda tanya besar dalam masalah ini.

Al-Jazeera: Bagaimana krisis ini akan mempengaruhi kehidupan sehari-hari di Qatar?

Baca Juga: Wawancara Ekskusif Prof Abdul Fattah El Awaisi (1): Peran Strategis Indonesia dalam Pembebasan Baitul Maqdis

Sheikh Mohammed: Ada beberapa krisis yang pernah terjadi di Qatar. Ada kudeta tahun 1996 dan krisis 2014 antara negara-negara Teluk dengan Qatar. Namun kami berhasil mengatasinya.

Qatar akan bergantung pada dirinya sendiri untuk memberi warganya dan kehidupan warganya tetap berjalan normal.

Kami memiliki program yang akan menjamin kelangsungan hidup dan proyek pembangunan utama seperti biasa.

Qatar telah menjadi sasaran kampanye penghinaan media. Pembicaraan tentang kesulitan ekonomi di Qatar akibat krisis saat ini tidak akurat.

Baca Juga: HNW: Amanat Konstitusi! Indonesia Sejak Awal Menolak Kehadiran Penjajah Israel

Kami memang akan terpengaruh dalam hal perbatasan darat dengan Arab Saudi. Namun, selain itu, kami tidak terpengaruh karena kami masih memiliki akses ke dunia melalui jalur laut internasional dan wilayah udara internasional.

Al-Jazeera: Bagaimana hubungan dengan Amerika Serikat akan terpengaruh oleh ini?

Sheikh Mohammed: Qatar telah melakukan kampanye besar-besaran menentang hal ini di negara-negara Barat, terutama melalui duta-duta besar kita.

Kami katakan bahwa kampanye melawan Qatar dengan menuduhnya melakukan terorisme itu berasal dari institusi marjinal.

Baca Juga: Basarnas: Gempa, Jangan Panik, Berikut Langkah Antisipasinya

Hubungan Qatar dengan AS dilakukan melalui institusi resmi dan kuat. Hubungan Qatar-AS tidak dilakukan oleh kelompok marjinal, melainkan oleh lembaga pemerintah resmi.

Kami juga memiliki kemitraan strategis dengan AS, kami adalah mitra kuat dalam perang melawan terorisme, dan menuju perdamaian di Timur Tengah.

(RS2/RS1)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Basarnas Siapkan Sumber Daya yang Siap dan Sigap

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Palestina
Internasional
Internasional
Palestina
Palestina