WAWANCARA KHUSUS WNI KEMBALI DARI GAZA

Rina Wati di kampung halamannya di Cianjur (foto: MINA)
Rina Wati di kampung halamannya di Cianjur (foto: MINA)

Cianjur, 4 Dzulqaidah 1435 / 30 Agustus 2015 –  Rina Wati (35 th) binti Ruhendi Muman, warga yang sebelumnya mengalami kendala keluar dari Jalur menyusul peperangan yang terus berkecamuk akibat serbuan zionist , akhirnya dapat kembali ke tanah air, tiba di bandara Soekarno Hatta, Jakarta, Jumat (29/8) pukul 12.30 WIB.

Rina Wati adalah warga Indonesia, menikah dengan Skaik, warga Gaza pada 2008. Sebelumnya, mereka bekerja dan tinggal di Arab Saudi. Mereka kemudian kembali ke rumah suaminya, di Gaza pada 28 Maret 2012 hingga akhirnya harus pulang ke kampung halaman Rina Wati di Cianjur Jawa Barat karena situasi keamanan yang buruk akibat agresi Zionis Israel sejak 7 Juli lalu. Rumah Ahmad hancur jadi korban sweruan Israel. hingga akhirnya disepakati genjatan senjata permanen Selasa (26/8) malam.

Keluarga ini  dikaruniai dua orang anak, yaitu Yahya Skaik (5 th) dan Yasin Skaik (1 bulan) yang dilahirkan dalam kondisi prematur dalam situasi perang Israel ke yang baru lalu.

Perjalanan dari rumah Rina Wati menuju Rafah hampir 40 kilometer dilalui dengan menegangkan, karena serangan-serangan bom udara Israel waktu saat itu masih berlanjut, sebelum kesepakatan genjatan senjata dilakukan. Pada Selasa (26/8) waktu setempat, upaya penjemputan Rina Wati dan keluarga oleh tim KBRI sempat gagal karena pihak Mesir di perbatasan belum mengizinkan Rina Wati melintasi perbatasan Rafah hingga harus kembali datang Rabu besoknya.

Akhirnya Rina disertai suaminya warga Gaza Ahmad Skaik, beserta dua puteranya Yahya Skaik dan Yasin Skaik, sebelumnya diurus, dijemput dan diantar oleh relawan kemanusiaan Indonesia (Medical Emergency Rescue Committee) dari rumahnya di Berseba, Jalur Gaza ke pintu perbatasan Rafah, Rabu (27/8) pagi.

Setelah dijemput oleh staf Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Mesir, Rabu (27/8) malam, Rina menginap di KBRI beserta dua puteranya. Sementara suaminya tidak dapat masuk ke Mesir, maka dari Rafah langsung ke Bandara Internasional Kairo.

Rina beserta keluarga tiba di Jakarta disambut oleh Tim MER-C (Medical Emergency Rescue Committee), ACT (Aksi Cepat Tanggap), dan wartawan MINA (Mi’raj Islamic News Agency), untuk selanjutnya diantar langsung ke rumahnya di kampung halamannya di Cianjur, Jawa Barat.

Berikut wawancara khusus wartawan Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Widi Kusnadi yang ikut menjemput Rina Wati dan suaminya Ahmad Skaik di Bandara Soekarno-Hatta dan mengantar mereka  sampai kampung-halaman Rina di Dusun Kareo, Kelurahan Babakan Karet, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Berikut wawancara wartawan MINA, Widi Kusnadi,  dengan Rin Wati :

Bagaimana Anda bisa keluar dari Gaza?

Alhamdulillah atas bantuan para relawan Indonesia dari MER-C yang bekerja membangun Rumah Sakit Indonesia di Gaza, saya dan dua anak saya, bisa keluar Jalur Gaza melalui Rafah. Kami keluar Rafah Rabu (27/8), kemudian di jemput oleh tim KBRI dari Kairo. Kami pun bermalam di KBRI.

Sayangnya suami saya tidak bisa bersama saya saat di KBRI, Pemerintah Mesir tidak memperbolehkan suami saya masuk ke wilayah Mesir, namun atas bantuan KBRI suami saya dari Rafah langsung ke bandara di Kairo dan menunggu saya di sana.

Setelah beberapa waktu, akhirnya saya dan suami bisa bertemu di bandara dan kami bisa sampai di Indonesia, sehat dan aman.

Siapa saja yang membantu kepulangan Anda?

Ya, kami sebelumnya bertemu dengan para relawan Indonesia, MER-C di Gaza saat mereka menyalurkan bantuan kepada keluarga kami. Saya sampaikan, kami ingin kembali ke Indonesia, kemudian mereka koordinasi dengan KBRI di Kairo. Mereka juga yang kemudian mengantar kami sampai ke perbatasan.

Kami sempat dua kali di tolak di Rafah, di temani teman-teman dari MER-C, hingga akhirnya Selasa lalu, ketika mulai genjatan senjata, kami bisa keluar.

Di Kairo, saya ke KBRI, dan suami saya dibantu tim dari ACT.

Saya ucapkan terima kasih sebesar besarnya untuk tim MERC yang telah menemani saya dari Gaza, hingga di kampung halaman, juga ACT yang telah membantu suami sampai di Indonesia, serta Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kairo yang memberi fasilitas kepada saya dan keluarga.

Kami berdoa semoga relawan yang ada di Gaza diberi ketabahan, dan mampu menunaikan tugasnya dengan baik.

Setelah Anda sampai di Indonesia, apa yang akan Anda lakukan?

Saya ingin tinggal di Indonesia bersama keluarga saya. Bisa merawat bapak saya yang sakit, bisa bersama kakak-kakak saya di sini.

Kami ingin memulai kehidupan di Indonesia, semoga dimudahkan Allah.

Bagaimana dengan suami, apakah bersedia tinggal di Indonesia?

Alhamdulillah, suami mau tinggal di Indonesia, rumah kami di Gaza sudah hancur dihantam bom penjajah Israel, sekarang kami harus mulai lagi dari nol. Semoga di Indonesia yang aman ini kami bisa menjalani kehidupan dengan normal.

 

Wawancara dengan Ahmad skaik, suami Rina Wati

Bagaimana kondisi terakhir di Gaza?

Gaza sampai saat ini masih mencekam. Meski telah disepakati genjatan senjata permanen, tapi tidak ada yang bisa menjamin Gaza akan aman dari serangan penjajah Israel di waktu mendatang.

Krisis air, listrik, dan bahan material lainnya menjadi kendala utama rakyat Gaza, banyak dari mereka yang menjadi pengangguran karena pasar, sekolah, pabrik, peternakan dan lahan pertanian yang menjadi tempat-tempat mereka bekerja telah hancur dibombardir Israel.

Namun, kami tidak akan menyerah, kami tetap akan berjuang sampai kami penjajah pergi dari kampung kami dan bisa merdeka sepenuhnya.

Apa kesan Anda terhadap rakyat Indonesia?

Rakyat Indonesia sangat baik. Saya bertemu para relawan Indonesia yang sedang membangun rumah sakit di Gaza untuk kami. Itu adalah sumbangan rakyat Indonesia untuk rakyat Palestina dan menjadi bukti, saksi sejarah kebaikan rakyat Indonesia.

Di Indonesia mereka menyambut kami dengan baik. Kami diantar sampai ke rumah, disambut oleh bapak RT, dan warga. Mereka sangat baik dan suka membantu. Semoga kami, rakyat Palestina bisa membalasnya.

Apakah Anda ingin menetap di sini atau kembali ke Palestina?

Keinginan semua orang tentunnya ingin kembali ke kampung halaman. Rumah kami sudah hancur di Gaza. Kami ingin membangun perekonomian kami dulu di Indonesia. Saya berharap, kami bisa membantu rakyat Palestina dengan harta kami, karena mereka sangat membutuhkan hal itu.

Saat ini, kami diberi kesempatan Allah sampai di Indonesia. Kami ingin tinggal di Indonesia dulu, selanjutnya membantu saudara kami di Palestina dengan kekuatan ekonomi yang saat ini mereka sangat butuhkan.

Kami akan mematuhi semua peraturan di Indonesia. Bapak dari kementerian juga mengarahkan kami bagaimana prosedur kami bisa tinggal di Indonesia.(L/R03/R05/P2)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Rana Setiawan

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0