Mindanao, 3 Ramadhan 1428/29 Mei 2017 (MINA) – Pertempuran terjadi antara pasukan keamanan Filipina dan kelompok militan Maute di Kota Marawi, Filipina Selatan, pada Senin (29/5).
Sekitar 2.000 orang terperangkap dalam pertempuran enam hari terakhir yang telah menewaskan lebih dari 100 orang, termasuk perempuan dan anak-anak.
Presiden Rodrigo Duterte telah memberlakukan darurat militer di sepertiga bagian selatan Filipina sesaat setelah pertempuran meletus pada Selasa (23/5) lalu.
Serangan militer tanpa henti yang dilancarkan tentara sejauh ini belum sepenuhnya mengakhiri krisis di Marawi, salah satu kota muslim terbesar di Kepulauan Mindanao.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Pihak berwenang menyatakan kekhawatiran tentang nasib warga sipil yang terjebak di tengah pertempuran.
“Mereka (warga yang terjebak) mengirimkan pesan singkat kepada kami dan meminta bantuan kami,” kata Zia Alonto Adiong, juru bicara komite manajemen krisis provinsi.
Pemerintah mengatakan lebih dari 100 orang, termasuk 24 warga sipil, telah tewas selama enam hari pertempuran. Setidaknya 17 anggota pasukan keamanan tewas dan 61 dari pihak Maute, yang telah berbaiat kepada kelompok Islamic State (ISIS) yang berbasis di Suriah dan Irak.
Sebelumnya pihak berwenang Filipina mengungkap keterlibatan petempur asing dalam pertempuran di Marawi, termasuk dari Indonesia, Singapura, dan Malaysia.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Laman Malay Mail, mengutip seorang pejabat intelijen yang berbasis di Manila, melaporkan 28 orang Malaysia telah bergabung dengan kelompok Maute.
“Ada juga mereka yang dari Timur Tengah di Kota Marawi atau di wilayah pinggiran,” kata pejabat itu seperti dimuat Straits Times.
Angkatan Bersenjata Malaysia (ATM) telah meningkatkan kontrol keamanan dan memindahkan aset-asetnya ke perbatasan nasional dan perairan teritorial.
Hal itu dilakukan terutama di Sabah menyusul kekerasan bersenjata dan serangan bom di negara-negara tetangga, yaitu Indonesia, Thailand, dan Filipina. (R11/RS2)
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)