Anggota Senior Jihad Islam Wafat di Penjara Israel, PBB Desak Penyelidikan Menyeluruh

Jenin, MINA – Khader Adnan, anggota senior Jihad Islam, meninggal hari ini Rabu (3/5) di penjara Israel. Pada hari ke-87 aksi mogok makannya, ia menghembuskan nafas terakhirnya setelah ditangkap di rumahnya di Arabah, Provinsi Jenin, Tepi Barat, Palestina, pada 5 Februari lalu.

Pekan lalu, Adnan mengajukan permohonan ke pengadilan militer Israel untuk dipindahkan ke rumah sakit sipil. “Aku sekarat dan aku kehilangan ingatanku,” katanya. Tetapi Israel menolak permintaannya. Israel, sebaliknya, menyatakan bahwa Adnan menolak tes dan perawatan medis. Dia ditemukan tidak sadarkan diri di selnya di penjara Nitzan dekat Ramlah pada subuh hari ini. Demikian Midle East Eye melaporkan.

Ayah sembilan anak ini ditangkap 12 kali oleh Israel, sebagian besar dalam penahanan administratif (tanpa dakwaan atau pengadilan), dan menghabiskan delapan tahun di penjara Israel.

Baca Juga:  Operasi AL Yaman Targetkan Kapal Perusak AS

Adnan sebelumnya telah melakukan lima kali mogok makan, empat di antaranya untuk memprotes penangkapan administratifnya. Pada tahun 2004, dia melakukan mogok makan untuk pertama kalinya selama 25 hari. Delapan tahun kemudian, pria berusia 45 tahun itu mogok makan selama 66 hari. Tahun 2015 dia melakukan mogok makan lagi selama 56 hari, tahun 2018 dia melakukan mogok makan selama 58 hari, dua tahun lalu dia melakukan mogok makan selama 25 hari.

Delapan tahun kemudian, pria berusia 45 tahun itu mogok makan selama 66 hari. Tahun 2015 dia melakukan mogok makan lagi selama 56 hari, tahun 2018 dia melakukan mogok makan selama 58 hari, dua tahun lalu dia melakukan mogok makan selama 25 hari.

Baca Juga:  Khutbah Jumat: Kekejaman Yahudi Bukti Kebenaran Al-Qur’an

Di antara 4.750 warga Palestina yang masih berada di penjara Israel terdapat lebih dari 900 tahanan administratif.

Sementara itu, PBB merespons atas peristiwa itu dengan mendesak ‘penyelidikan menyeluruh’ atas kematian tahanan Palestina Khader Adnan yang melakukan mogok makan di penjara Israel.

“Otoritas Israel harus memastikan bahwa keadaan kematiannya diselidiki secara menyeluruh,” kata Wakil Juru Bicara PBB Farhan Haq. “

Sekretaris Jenderal mengulangi seruannya kepada Israel untuk mengakhiri praktik penahanan administratif. Semua yang ditahan dalam penahanan administratif harus segera didakwa dan diadili di pengadilan atau dibebaskan tanpa penundaan,” imbuhnya seperti dilaporkan Anadolu, Rabu (3/5). (T/RA-1/P1)

Miraj News Agency (MINA)

Wartawan: Rifa Arifin

Editor: Ismet Rauf