London, 19 Jumadil Akhir 1437/28 Maret 2016 (MINA) – Aktivis Kurdi Suriah menuntut kelompok Kurdi utama bersatu untuk federalisme dan menyerukan duduk bersama untuk mengambil tempat di seluruh kota Kurdi di Suriah pada 1 April.
Meskipun oposisi dan rezim Suriah setuju menentang federalisme, faksi-faksi Kurdi utama, yaitu Partai Persatuan Demokrasi (PYD), dan Dewan Nasional Kurdi (KNC) tidak sepakat untuk bekerja sama.
“Ini inisiatif oleh pemuda Kurdi untuk menekan TEV-DEM (PYD) dan KNC untuk duduk di satu meja dan mengesampingkan perbedaan pendapat mereka,” kata seorang aktivis Kurdi yang berbasis di Inggris, Ahmed Al-Rashed kepada ARA News yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
PYD dan sekutunya telah mendeklarasikan wilayah federal Rojava dan Suriah Utara pada tanggal 17 Maret. Namun, KNC menolaknya, mengingat proyek itu dimonopoli oleh PYD untuk kekuasaan di wilayah Kurdi Suriah.
Baca Juga: Pemerintahan Transisi Suriah Dipercayakan kepada Mohamed Al-Bashir
Warga sipil Kurdi Suriah khawatir kelompok Kurdi kemungkinan kalah dalam pembicaraan di Jenewa yang dijadwalkan 9 April, meskipun militer mereka menang di lapangan.
Rezim dan oposisi Suriah telah menolak segala bentuk federalisme Kurdi dan tuntutan Kurdi dikesampingakan dari perundingan damai di Jenewa. Selain itu, KNC tidak bisa meyakinkan oposisi Suriah untuk menerima wilayah kurdi/">federal Kurdi.
“Kampanye ini meminta semua Kurdi bertanda tangan, menuntut aksi duduk bersama di semua daerah Kurdi yang bertujuan memaksa mereka membuat perjanjian baru,” kata aktivis Kurdi Bader Mustafa. “Jika oposisi dan rezim tidak mengakui wilayah federal, baik PYD dan KNC tidak akan mendapatkan apa-apa.”
Seorang pengamat Kurdistan, Rodi Hesen mengatakan, ketika Kurdi menghadapi ancaman eksternal, seruan persatuan meningkat.
Baca Juga: Tank-Tank Israel Sudah Sampai Pinggiran Damaskus
“Banyak pejabat kunci dari oposisi Suriah telah menunjukkan posisi penentangan terhadap hak-hak Kurdi, yang menyebabkan kekhawatiran di kalangan warga sipil Kurdi,” kata Hesen.
Dia juga mengatakan, ketika kelompok Islam menembaki lingkungan Kurdi Sheik Maqsud di Aleppo sejak Oktober lalu, telah dilihat tidak ada kecaman dari oposisi.
“Ada posisi bermusuhan terhadap Kurdi oleh oposisi Arab,” tambahnya. (T/P001/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: PBB: 16 Juta Orang di Suriah Butuh Bantuan