Riyadh, MINA – Arab Saudi dan Iran Jumat (10/3), sepakat untuk melanjutkan hubungan diplomatik mereka, dalam kesepakatan yang dimotori China setelah empat hari pembicaraan rahasia antara pejabat tinggi keamanan dari kedua negara di Beijing.
Kesepakatan dicapai setelah perseteruan bertahun-tahun yang mengancam stabilitas dan keamanan di Teluk sekaligus memicu konflik di Timur Tengah dari Yaman hingga Suriah.
Teheran dan Riyadh sepakat untuk merajut kembali hubungan diplomatik dan kembali membuka kedutaan besar dalam waktu dua bulan, menurut pernyataan yang dirilis oleh Iran, Arab Saudi dan China.
“Kesepakatan itu meliputi penegasan mereka untuk saling menghormati kedaulatan negara dan tidak melakukan intervensi urusan dalam negeri,” katanya.
Baca Juga: Drone Israel Serang Mobil di Lebanon Selatan, Langgar Gencatan Senjata
Arab Saudi memutuskan hubungan dengan Iran pada 2016 usai kedubesnya di Teheran diserbu massa selama keduanya terlibat konflik atas eksekusi Riyadh terhadap seorang ulama Muslim Syiah.
Kerajaan Saudi juga menyalahkan Iran atas serangan rudal dan pesawat nirawak di fasilitas minyak mereka pada 2019 serta serangan terhadap tanker di perairan Teluk, tudingan yang dibantah oleh Iran.
Gerakan Houthi yang bersekutu dengan Iran di Yaman meluncurkan rudal lintas batas dan serangan pesawat nirawak ke Arab Saudi, pemimpin koalisi melawan Houthi.
Pada 2022, kelompok Houthi memperluas serangannya ke Uni Emirat Arab.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Kesepakatan yang diteken pejabat tinggi keamanan Iran Ali Shamkhani dan penasihat keamanan nasional Arab Saudi Musaed bin Mohammed Al Aiban sepakat menghidupkan kembali perjanjian kerja sama keamanan 2001 dan sejumlah perjanjian lainnya di bidang perdagangan, ekonomi dan investasi.
Sementara itu diplomat tinggi China Wang Yi menggambarkan kesepakatan tersebut sebagai kemenangan atas dialog dan perdamaian.
Wang Yi juga menambahkan, bahwa Beijing akan terus memainkan peran konstruktif dalam mengatasi isu global. (T/R4/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah