Ramallah, MINA – Kampanye Palestina untuk Boikot Akademik dan Budaya Israel (PACBI), yang merupakan bagian pendiri gerakan BDS, hari ini menyambut baik kabar bahwa PUMA tidak akan memperbarui kontraknya dengan Asosiasi Sepak Bola Israel (IFA).
PUMA telah menjadi target kampanye BDS di seluruh dunia sejak tahun 2018 atas dukungannya terhadap apartheid Israel yang menindas jutaan warga Palestina. IFA mengatur dan mengadvokasi untuk mempertahankan tim di pemukiman ilegal Israel di tanah Palestina yang dicuri. Kantor Berita WAFA melaporkan, Selasa (12/12).
Bocoran pesan internal mengungkapkan bahwa PUMA mendapat tekanan luar biasa untuk membatalkan kontrak.
Ketika Israel melakukan genosida terhadap 2,3 juta warga Palestina di Gaza yang diduduki dan dikepung, menewaskan lebih dari 18.000 orang, termasuk puluhan pesepakbola, hal ini menyebabkan tekanan boikot semakin meningkat.
Baca Juga: Israel kembali Serang RS Kamal Adwan, Sejumlah Fasilitas Hancur
“Bertahun-tahun tekanan global BDS terhadap PUMA dan rusaknya citra PUMA harus menjadi pelajaran bagi semua perusahaan yang mendukung apartheid Israel, bahwa keterlibatan memiliki konsekuensi. Ini juga merupakan pelajaran bagi FIFA yang sangat terlibat dan didominasi negara-negara Barat, yang terus melindungi Israel dari akuntabilitas meskipun tim pemukiman melanggar undang-undang mereka sendiri,” kata PACBI dalam sebuah pernyataan.
“Kami berterima kasih kepada ratusan kelompok solidaritas masyarakat, atlet dan tim di seluruh dunia yang mendukung seruan 215 tim Palestina untuk memboikot PUMA,” tambahnya.
“Kemenangan boikot ini adalah kemenangan yang pahit seiring dengan berlanjutnya pembersihan etnis Israel terhadap warga Palestina. Namun hal ini memberi kita harapan dan tekad untuk meminta pertanggungjawaban semua pendukung genosida dan pendukung apartheid sampai seluruh warga Palestina dapat hidup dalam kebebasan, keadilan dan kesetaraan,” kata PACBI menutup pernyataannya. (T/R7/P1)
Baca Juga: RSF: Israel Bunuh Sepertiga Jurnalis selama 2024
Mi’raj News Agency (MINA)