Ben-Gvir Klaim Orang Yahudi Alami Apartheid di Tepi Barat

Menteri Keamanan Nasional Isael Itamar Ben-Gvir. (Foto: Yonatan Sindel/Flash90)

Hebron, MINA – Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel melalui live chat Instagram baru-baru ini mengklaim orang-orang Yahudi menderita di Hebron.

“Orang-orang Arab bisa pergi ke mana pun, ke mana pun mereka mau, dan sebanyak apa pun yang mereka mau,” kata Ben-Gvir, yang tinggal di permukiman ilegal Kiryat Arba di wilayah pendudukan Hebron. Middle East Monitor melaporkan, Rabu (30/8).

“Orang-orang Yahudi tidak bisa memasuki 97 persen wilayah kota,” tambahnya, menyimpulkan bahwa “ada apartheid di Kiryat Arba”.

Bertentangan dengan klaimnya, warga Palestina lah yang tidak dapat memasuki Kiryat Arba atau daerah sekitar pemukiman ilegal karena adanya pos pemeriksaan Israel dan pembatasan pergerakan mereka.

Kota Hebron diperkirakan memiliki populasi total 200.000 jiwa. Sekitar 40.000 warga Palestina tinggal di Kota Tua dan sekitar 400-850 pemukim ilegal Israel garis keras juga tinggal di pusat kota; tambahan 8.000 pemukim ilegal tinggal di pemukiman ilegal Kiryat Arba, di pinggiran Hebron.

Ratusan warga Palestina terpaksa meninggalkan rumah mereka di Hebron demi ‘mengamankan’ kawasan bagi pemukim ilegal, sementara distrik perbelanjaan utama, Jalan Shuhada, telah ditutup untuk memberikan jalan yang aman bagi pemukim.

Masjid Ibrahimi, yang terletak di jantung kota Hebron, juga telah dibagi untuk dijadikan sinagog setelah pembantaian jamaah Muslim pada tahun 1994 di tangan seorang pemukim ekstremis.

Komentar Ben-Gvir muncul menyusul kritik luas yang dia hadapi setelah mengatakan bahwa dia dan keluarganya memiliki hak kebebasan bergerak yang lebih besar dibandingkan warga Palestina.

“Hak saya, hak istri saya, hak anak-anak saya untuk melakukan perjalanan di jalan Yudea dan Samaria lebih penting daripada hak bergerak bagi orang Arab,” katanya, merujuk pada Tepi Barat yang diduduki dengan nama Ibrani dalam Alkitab.

Sementara itu, warga Palestina telah lama mencela pembatasan perjalanan, termasuk pos pemeriksaan, yang diberlakukan oleh Israel di Tepi Barat, sebuah wilayah di mana mereka menjalankan pemerintahan sendiri secara terbatas dan yang mereka cita-citakan sebagai bagian dari negara masa depan.

Supermodel Bella Hadid, yang ayahnya adalah warga Palestina dan merupakan pendukung vokal hak-hak Palestina, mengkritik komentar Ben-Gvir tentang kebebasan bergerak warga Palestina di Instagram,  ia memiliki hampir 60 juta pengikut.

“Tidak ada tempat, waktu, apalagi di tahun 2023 ini kehidupan yang satu harus lebih berharga dari kehidupan yang lain. Terutama karena etnis, budaya, atau kebencian murni mereka,” tulisnya dalam postingannya pada hari Kamis.

Ben-Gvir, anggota koalisi agama-nasionalis Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, sudah lama terbukti mendukung terorisme dan hasutan anti-Arab. Dia sendiri mengklaim pandangannya menjadi lebih moderat sejak bergabung dengan pemerintah. (T/R7/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: sri astuti

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.