
Seorang korban bom di pasar provinsi Yala, Thailand Selatan, sedang dievakuasi. (Foto: Nakharin Chinnawornkomol/EPA)
Yala, MINA – Sebuah bom sepeda motor meledak di pasar provinsi Yala, Thailand Selatan, menewaskan tiga warga sipil dan melukai puluhan lainnya.
Serangan hari Senin (22/1) itu adalah yang pertama dari jenisnya setelah berbulan-bulan lamanya tanpa serangan di wilayah tersebut.
Thailand Selatan adalah daerah tempat etnis Melayu Muslim memperjuangkan otonomi.
Namun, belum ada yang mengaku bertanggung jawab. Demikian Al Jazeera memberitakannya yang dikutip MINA.
Baca Juga: India Pertimbangkan Terima Duta Besar Taliban karena Alasan Tiongkok
Polisi mengatakan, penyerang memarkir sepeda motor yang dipenuhi bahan peledak di dekat pasar. Pelaku kemudian membeli barang-barang di pasar dan berbaur dengan kerumunan.
Provinsi Yala adalah salah satu dari tiga provinsi paling selatan di Thailand. Wilayah itu telah menjadi lokasi pertempuran selama bertahun-tahun antara tentara Thailand dan Muslim Melayu.
Ketiga provinsi tersebut adalah satu-satunya bagian Thailand dengan warga mayoritas Muslim di negara berpenduduk mayoritas beragama Buddha tersebut.
Jumlah korban tewas pada 2017 dari konflik di Thailand Selatan adalah yang terendah dalam 13 tahun konflik, karena diajukannya perundingan damai dan pemerintah Thailand meningkatkan pengunciannya di wilayah tersebut.
Baca Juga: Trump Terkejut Atas Penolakan Mesir dan Yordania Soal Relokasi Warga Gaza
Lebih dari 6.500 orang tewas dalam kekerasan tersebut sejak tahun 2004. (T/RI-1/B05)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Lavrov: G20 Sambut Baik Perundingan Rusia-AS di Riyadh