Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cerita Captain Pilot Batik Air Saat Terbangkan WNI dari Wuhan

sajadi - Rabu, 19 Februari 2020 - 01:36 WIB

Rabu, 19 Februari 2020 - 01:36 WIB

22 Views

Captain Destyo Usodo, dia lah salah satu Kapten Pilot Batik Air yang menerbangkan Tim Evakuasi dan menjemput 243 orang Warga Negara Indonesia (WNI) dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China menuju Batam, Provinsi Kepulauan Riau.

Batik Air didapuk pemerintah untuk mengevakuasi WNI dari Wuhan. Batik Air pun memberangkatkan pesawat Airbus 330-300 dengan nomor penerbangan ID-8618 dengan 18 awak pada Sabtu (1/2), pukul 13.00 WIB dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Captain Destyo pada Selasa (18/2) mengungkapkan apa yang ia alami. Ia dan segenap tim yang terlibat dalam evakuasi evakuasi mendapat apresiasi dari Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

Captain Destyo mengatakan, saat mendapat tugas dari atasannya, terus terang secara pribadi, ia merasa terkejut dan kaget.

Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof El-Awaisi: Ilmu, Kunci Pembebasan Masjid Al-Aqsa

“Saya pikir tugas buat ke rute yang normal, ternyata ini adalah misi kemanusiaan, menjemput WNI yang berada di Provinsi Hubei, China,” katanya.

Saat itu tentunya ada sedikit kekhawatiran, namun setelah diyakinkan kembali bahwa segala sesuatu telah dilakukan dan diukur, akhirnya ia memutuskan mengambil tugas mulia itu.

“Kita memiliki coordination plan dan WNI yang akan diangkut adalah dalam kondisi sehat. Itu salah satu yang menjadikan kita lebih percaya diri dan menjadikan segala sesuatu yang diatur bisa dijalankan sesuai dengan yang diharapkan,” ujarnya.

Saat lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, timnya tetap dibantu dan dipantau mission control dari Batik Air dan juga mission control dari TNI Angkatan Udara, sehingga komunikasi tetap terjaga.

Baca Juga: Wawancara Ekskusif Prof Abdul Fattah El-Awaisi (3): Kita Butuh Persatuan untuk Bebaskan Baitul Maqdis

“Kita telah melakukan mitigasi-mitigasi, hingga mitigasi terburuk sekalipun, apapun skenario saat penerbangan kita sudah siap hadapi,” ucapnya.

Ia mengatakan, saat mendarat di Bandara Internasional Tianhe Wuhan di hari yang sama pukul 19.00 waktu setempat, kondisi saat itu sangat di luar prediksi, sangat sepi sekali, tidak ada pergerakan. Hanya tim evakuasi dari India sekitar 10 menit di belakang tim evakuasi Indonesia. Sehingga proses evakuasi berjalan lancar.

Kemudian terbang kembali pada Ahad (2/2). Tujuan Bandara Hang Nadim, Batam, Kepri. Tiba di sini pukul 08.30 WIB.

Ia juga mengungkapkan, komunikasi unik yang digunakan menyemangati para WNI saat memasuki pesawat adalah dengan menulis kalimat di sebuah kertas yang diletakkan di tempat duduk mereka yang berbunyi “Ayo Muleh Rek, We love You“.

Baca Juga: Wawancara Ekskusif Prof Abdul Fattah El Awaisi (2): Urgensi Rencana Strategis Bebaskan Baitul Maqdis

Hal tersebut berhasil menyemangati mereka. Mereka spontan mengungkapkan terimakasih kepada para awak kabin Batik Air.

Ia dan timnya mengungkapkan rasa bangga bisa membawa mereka kembali ke Indonesia dengan selamat. (A/RE1/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Fenomana Gelombang Panas, Ini Pendapat Aktivis Lingkungan Dr. Sharifah Mazlina

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia