Beirut, MINA – Demonstran di Lebanon menutup jalan utama yang menghubungkan Beirut dengan provinsi-provinsi di utara, selatan, pegunungan dan Beqaa pada Senin (28/10).
Demonstrasi yang telah memasuki hari ke-12 itu merupakan bentuk protes terhadap kondisi kehidupan dan korupsi yang merajalela serta menuntut mundurnya semua pemimpin politik saat ini, MEMO melaporkan.
Media lokal setempat melaporkan, eskalasi terjadi karena seruan dari pejabat politik untuk membuka jalan, namun pengunjuk rasa menutup jalan raya utama yang menghubungkan utara ke selatan.
Seruan umum diedarkan pada Ahad (27/10) melalui media sosial yang mengundang warga untuk melakukan metode baru dengan parkir di tengah jalan dan membawa slogan “Monday of Cars“.
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan
Para pengunjuk rasa bentrok dengan pasukan keamanan di kota Sidon ketika tentara mencoba membuka jalan di daerah itu.
Kantor Berita Nasional Lebanon melaporkan bahwa tiga pengunjuk rasa terluka di Sidon ketika militer berupaya membuka jalan yang ditutup oleh pengunjuk rasa. Disebutkan bahwa kejadian itu terjadi setelah bentrokan antara pemrotes dan militer.
Pasukan keamanan Lebanon diperkirakan akan melakukan upaya baru untuk membuka jalan yang mengakibatkan sekolah, universitas dan bank ditutup selama lebih dari sepuluh hari.
Tentara dan pasukan keamanan telah mencoba dalam beberapa hari terakhir untuk membuka jalan-jalan yang tertutup di berbagai bagian negara itu tetapi para demonstran menolak. (T/Ss/Ast/RI-1)
Baca Juga: KBRI Damaskus Evakuasi 37 WNI dari Suriah
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jejak Masjid Umayyah di Damaskus Tempat al-Jawlani Sampaikan Pidato Kemenangan