Dirikan IABEE, Prioritas Utama Kemenristekdikti Tingkatkan Mutu Pendidikan Teknik

Dirjen Kelembagaan Iptekdikti, Patdono Suwigjo dalam acara ‘Dissemination of International Accreditation, IABEE Inauguration and International seminar on Quality of Engineers’. (Foto: Risma MINA)

Jakarta, MINA – Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi () sejak November 2014, telah melakukan kerjasama dengan Badan Kerjasama Internasional Jepang (JICA) dalam rangka mendirikan Indonesian Accreditation Board for Engineering Education (IABEE).

Memperingati terbentuknya IABEE, Kemenristekdikti dan JICA mengadakan acara ‘Dissemination of International Accreditation, IABEE Inauguration and International seminar on Quality of Engineers’ di Jakarta, Selasa (13/3).

Direktur Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Dirjen Kelembagaan Iptekdikti), Patdono Suwigjo mengatakan, pembangunan di Indonesia saat ini membutuhkan keterlibatan banyak sarjana-sarjana teknik yang bermutu, untuk itu maka rencana strategis dan prioritas utama Kemenristekdikti adalah peningkatan mutu, termasuk mutu pendidikan teknik.

“Untuk prodi-prodi yang sudah terakreditasi A kita dorong untuk lulusannya diakui oleh dunia internasional, maka kita dorong pula untuk melakukan akreditasi internasional,” kata Patdono dalam sambutannya.

Prodi-prodi keteknikan, tambah Patdono, biasanya akreditasi internasional yang diambil adalah Accreditation Board for Engineering and Technology (ABET), tetapi sayangnya prodi keteknikan yang sudah terakreditasi A itu tidak diakui oleh Washington Accord.

“Karena ABET (BAN-PT nya Amerika) yang melakukan adalah lembaga akreditasi independen Amerika yang diakui akreditasinya hanya di wilayah Amerikanya saja,” ujarnya.

Jadi, lanjutnya, banyak prodi-prodi keteknikan di Indonesia sudah terakreditasi A tetapi tidak diakui oleh Washington Accord. “Maka dalam perspektif itu sangat penting Indonesia ada lembaga akreditasi indepenpen dan diakui secara internasional, maka kita dirikanlah IABEE itu,” jelasnya.

Mendirikan akreditasi yang diakui internasional itu sulit, tambah Patdono, maka kita meminta bantuan dari pemerintah Jepang melalui JICA. Kemudian Japan Accreditation Board for Engineering Education (JABEE) membuat kriteria-kriteria dari akreditasi, instrumen, prosedur, dan proses untuk akreditasi itu seperti apa.

“Saat ini, JABEE telah berhasil menyusun kriteria akreditasi serta instrumen evaluasinya, melatih evaluator dan telah mengakreditasi 11 program studi dan akan mengakreditasi lebih dari 20 program studi ditahun 2018,” pungkasnya.

Hadir pada acara tersebut, Sekretaris Jenderal  Kemenristekdikti Ainun Naim, Direktur Jenderal Ketahanan dan Pengembangan Akses lndustri lnternasional Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan, perwakilan Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia Takada Mari,  Kepala Perwakilan Kantor JICA Indonesia Naoki Ando, serta para Rektor dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. (L/R09/B05)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Risma Tri Utami

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.