Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Enam Penghapal Al-Quran Indonesia Belajar Sanad ke Imam Al-Azhar Kairo

Rudi Hendrik - Kamis, 31 Maret 2016 - 21:37 WIB

Kamis, 31 Maret 2016 - 21:37 WIB

790 Views

(Dari kanan-kiri) Ketua Dompet iHAQi Peduli Erick Yusuf, ulama Mesir Syeikh Ahmad Al-Misri, dan penyanyi relijius Opic. (Foto: Erick Yusuf/MINA)
(Dari kanan-kiri) Ketua Dompet iHAQi Peduli <a href=

Erick Yusuf, ulama Mesir Syeikh Ahmad Al-Misri, dan penyanyi relijius Opic. (Foto: Erick Yusuf/MINA)" width="470" height="305" /> (Dari kanan-kiri) Ketua Dompet iHAQi Peduli Erick Yusuf, ulama Mesir Syaikh Ahmad Al-Misri, dan penyanyi relijius Opick. (Foto: Erick Yusuf/MINA)

Jakarta, 21 Jumadil Akhir 1437/31 Maret 2016 (MINA) – Ulama Mesir Syaikh Ahmad Al-Misri bekerja sama dengan Dompet iHAQi Peduli pimpinan Erick Yusuf memberangkatkan enam penghafal Al-Quran ke Mesir untuk mempelajari sanad cara baca dari Imam Jami Al-Azhar Kairo Syaikh Asyraf Al-Ja’fari.

Keberangkatan pada Kamis (31/3) itu adalah bagian dari program beasiswa yang didanai oleh para donatur.

Erick yang merupakan dai muda asal Bandung mengatakan kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA) pada Kamis malam, keenam lelaki penghapal Al-Quran yang dikirim berusia 19 hingga 39 tahun.

Insya Allah ke depan akan semakin membesar (jumlahnya) karena ternyata dukungan untuk program ini juga terus mengalir,” kata Erick.

Baca Juga: Tim SAR dan UAR Berhasil Evakuasi Jenazah Korban Longsor Sukabumi

Menurut Ketua Lembaga Dakwah Kreatif (iHAQi) ini, dalam hafalan Al-Quran sanad juga penting. Dengan mengambil sanad dari Syaikh Al-Ja’fari, sanad atau sandaran akan tersambung hingga ke Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

“Ini tidak mungkin hanya dipelajari melalui teori-teori, penjelasan dari kitab-kitab, akan tetapi harus melalui talaqi, musyafahah, talqin, sima’, atau lebih gampangnya kita menyebutnya setoran di hadapan seorang ahli, ustadz atau kyai,” ujar dai pencetus pendidikan kreatif ini.

Meski mereka tidak menguasai bahasa Arab, kata Erick, tapi ada mahasiswa Indonesia di Kairo yang akan membantu proses pembelajaran yang dijadwalkan selama 10 hari. (L/P001/R05)

 

Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia