Istanbul, MINA – Di tengah distribusi bantuan yang terus berlanjut, Turki bertujuan membangun kamp-kamp yang lebih layak huni bagi Muslim Rohingya yang melarikan diri dari penganiayaan militer Myanmar dan berlindung di Bangladesh.
Berbicara kepada wartawan di Bandara Ataturk Istanbul pada Jumat (8/9) sebelum berangkat ke Kazakhstan, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, Ankara telah melanjutkan diplomasi multilateral untuk menemukan solusi berkelanjutan untuk krisis Rohingya di Myanmar.
Menurut PBB di hari yang sama, 270.000 Rohingya telah menyeberang ke Bangladesh karena mengungsi dari kekerasan terakhir di Negara Bagian Rakhine, Myanmar barat.
Erdogan mengatakan bahwa kamp tenda saat ini di Bangladesh tidak layak huni dan Turki dapat berbagi kamp pembangunan dengan fasilitas yang lebih baik. Demikian dilaporkan Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj News Agency (MINA).
Baca Juga: Drone Israel Serang Mobil di Lebanon Selatan, Langgar Gencatan Senjata
“Jika pemerintah Bangladesh mengalokasikan sebuah wilayah, kami ingin membangun tenda-tenda yang lebih layak huni (untuk pengungsi Rohingya) menggunakan pengalaman kami,” kata Recep Tayyip Erdogan.
Erdogan mengatakan bahwa upaya intensif Turki mulai membuahkan hasil karena Badan Kerjasama dan Koordinasi Turki (TIKA) diizinkan untuk mendistribusikan makanan dan pakaian di negara bagian Rakhine, beberapa jam setelah telepon Erdogan kepada Penasihat Negara Myanmar Aung San Suu Kyi.
“TIKA telah membagikan 1.000 ton bantuan kemanusiaan. Pada tahap kedua, kami berencana mendistribusikan 10.000 ton makanan, obat-obatan dan pakaian, “katanya.
Erdogan menambahkan bahwa Turki terus membahas masalah ini dengan para pemimpin dunia karena badan bantuan Turki memberikan bantuan vital kepada para pengungsi.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Menjelaskan bahwa sejauh ini dia telah berbicara dengan sekitar 20 pemimpin dari seluruh dunia, Erdogan mengatakan:
“Kami melanjutkan diplomasi multilateral untuk mengakhiri tragedi kemanusiaan di negara bagian Rakhine,” tambahnya. (T/R13/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah