Erdogan: Negara-Negara Muslim Harus Punya Kestabilan Ekonomi

Istanbul, MINA – Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan, negara-negara Muslim harus memastikan kondisi kehidupan yang lebih baik bagi rakyat dengan meningkatkan stabilitas ekonomi dan kesejahteraan.

Hal itu disampaikannya pada pertemuan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Istanbul, Ahad (8/12), Erdogan menyoroti negara-negara Muslim tidak bekerja cukup keras untuk rakyat mereka, demikian Daily Sabah melaporkan dikutip MINA.

“Setidaknya 21 persen dari anggota OKI rakyatnya berada dalam keadaan kemiskinan ekstrem. Negara-negara Muslim perlu berusaha lebih keras dan secara terbuka mendiskusikan masalahnya,” kata Erdogan.

Presiden Turki itu mencatat sekitar 200 jenis perbedaan antara negara Muslim terkaya dan termiskin.

“Jika seluruh Muslim di negara-negara OKI memberikan zakat sesuai rukun Islam ke-empat, maka tidak akan ada orang miskin di negara-negara Muslim,” katanya.

Menurut Erdogan, kondisi saat ini cukup menguntungkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan tingkat kesejahteraan, dan mendesak anggota OKI agar meningkatkan kerja sama.

“Negara-negara Muslim memiliki potensi yang signifikan dengan sumber daya alam dan lokasi strategis, selain itu dengan 1,7 miliar penduduk termasuk sumber daya manusia yang sangat besar,” kata Erdogan.

Ia juga menerangkan fakta, 65 persen dari produksi minyak dunia dan 55 perssn dari gas alam dikendalikan oleh negara-negara Muslim, tetapi bagian mereka dalam ekonomi global kurang dari 10 persen.

Sementara Eropa dengan kurang dari 7 persen dari populasi dunia, memiliki lebih dari 22 persen ekonomi global dan AS memiliki 24 persen.

“Kami melihat bahwa ada kesenjangan serius antara negara-negara kami, mengenai pendapatan nasional dan tingkat pembangunan,” tambahnya. (T/hju/Ais/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: siti aisyah

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.