Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Erdogan: Negara-Negara Muslim Harus Punya Kestabilan Ekonomi

siti aisyah - Ahad, 8 Desember 2019 - 23:06 WIB

Ahad, 8 Desember 2019 - 23:06 WIB

4 Views ㅤ

Istanbul, MINA – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, negara-negara Muslim harus memastikan kondisi kehidupan yang lebih baik bagi rakyat dengan meningkatkan stabilitas ekonomi dan kesejahteraan.

Hal itu disampaikannya pada pertemuan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Istanbul, Ahad (8/12), Erdogan menyoroti negara-negara Muslim tidak bekerja cukup keras untuk rakyat mereka, demikian Daily Sabah melaporkan dikutip MINA.

“Setidaknya 21 persen dari anggota OKI rakyatnya berada dalam keadaan kemiskinan ekstrem. Negara-negara Muslim perlu berusaha lebih keras dan secara terbuka mendiskusikan masalahnya,” kata Erdogan.

Presiden Turki itu mencatat sekitar 200 jenis perbedaan antara negara Muslim terkaya dan termiskin.

Baca Juga: Pengadilan Belanda Tolak Gugatan Penghentian Ekspor Senjata ke Israel

“Jika seluruh Muslim di negara-negara OKI memberikan zakat sesuai rukun Islam ke-empat, maka tidak akan ada orang miskin di negara-negara Muslim,” katanya.

Menurut Erdogan, kondisi saat ini cukup menguntungkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan tingkat kesejahteraan, dan mendesak anggota OKI agar meningkatkan kerja sama.

“Negara-negara Muslim memiliki potensi yang signifikan dengan sumber daya alam dan lokasi strategis, selain itu dengan 1,7 miliar penduduk termasuk sumber daya manusia yang sangat besar,” kata Erdogan.

Ia juga menerangkan fakta, 65 persen dari produksi minyak dunia dan 55 perssn dari gas alam dikendalikan oleh negara-negara Muslim, tetapi bagian mereka dalam ekonomi global kurang dari 10 persen.

Baca Juga: Macron Resmi Tunjuk Francois Bayrou sebagai PM Prancis

Sementara Eropa dengan kurang dari 7 persen dari populasi dunia, memiliki lebih dari 22 persen ekonomi global dan AS memiliki 24 persen.

“Kami melihat bahwa ada kesenjangan serius antara negara-negara kami, mengenai pendapatan nasional dan tingkat pembangunan,” tambahnya. (T/hju/Ais/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Jerman Batalkan Acara Peringatan 60 Tahun Hubungan Diplomatik dengan Israel

Rekomendasi untuk Anda

Dunia Islam
Internasional
Asia
Asia
Internasional
Internasional