India Tangkap 10.000 Warga Kashmir Selama 113 Hari Perlawanan

Srinagar, 29 Muharram 1438/30 Oktober 2016 (MINA) – Polisi dan pasukan keamanan India telah melakukan lebih 10.000 penangkapan terhadap 113 hari perlawanan di Kashmir, menurut data kepolisian.

Di antaranya, sekitar 1.500 orang masih di kantor polisi dan di penjara, lainnya telah dibebaskan dengan jaminan.

Penangkapan itu telah dilakukan di semua distrik Kashmir.

Selama 113 hari kerusuhan yang hingga kini masih berlangsung, telah terjadi lebih dari 2.240 insiden bentrokan dan protes.

Menurut data yang diakses oleh Great Kashmir yang dikutip MINA mengungkapkan, di distrik Anantnag, Pulwama, Kulgam dan Shopian di Kashmir Selatan, ada 717 insiden lempar batu, bentrokan dan protes hebat telah terjadi.

Di Srinagar, Budgam dan Ganderbal di Kashmir Tengah, data mengungkapkan bahwa 809 insiden pelemparan batu, protes dan bentrokan telah terjadi.

Menurut data di distrik Kupwara, Baramulla dan Bandipora di Kashmir Utara, ada 712 insiden terjadi.

Data juga mengungkapkan bahwa pada masa 8 Juli – 17 Juli, intensitas protes itu sangat tinggi dengan 480 insiden kekerasan protes dan bentrokan yang terjadi.

Setiap hari Jumat juga telah menyaksikan sejumlah insiden bentrokan hebat. Data ini mengungkapkan bahwa 745 insiden protes dan bentrokan hebat terjadi pada hari Jumat.

Dalam 113 hari, ada 67 insiden terkait dengan militansi terjadi di Kashmir.

Sebanyak 52 bangunan benar-benar mengalami kerusakan parah, sementara 44 bangunan rusak sebagian.

“Berburu untuk menangkap mereka yang terlibat dalam pelemparan batu dan menjalankan protes akan terus berlanjut,” kata seorang perwira polisi senior.

Sementara itu, warga di sebagian besar daerah Kashmir mengatakan bahwa serangan malam yang dilakukan oleh polisi telah memaksa para pemuda bersembunyi.

Penggerebekan malam gabungan dilakukan oleh pasukan polisi dan paramiliter hampir setiap hari di Kashmir selatan, tengah dan utara, hal yang justru membangkitkan perlawanan keras dari rakyat wilayah lembah itu. (T/P001/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)