Kebanyakan Warga Ghouta Masih Tinggal di Ruang Bawah Tanah

Anak Suriah di terluka oleh reruntuhan bangunan karena serangan bom pasukan Suriah. (Foto: EPA)

Ghouta Timur, MINA – Selama dua pekan serangan udara dan darat oleh pasukan Pemerintah Suriah, banyak warga Ghouta Timur masih memilih tinggal di ruang bawah tanah.

“Situasi di Ghouta Timur berada dalam periode terburuk sejak awal pengepungan sampai sekarang,” kata wartawan lokal, Firas Al-Abdullah, demikian Al Jazeera melaporkan.

“Kebanyakan orang masih tinggal di bawah tanah, di ruang bawah tanah dan tempat penampungan, yang menyebabkan anak-anak mengalami masalah pernapasan dan masalah kesehatan lainnya,” katanya.

Warga Ghouta Timur menghadapi situasi kemanusiaan yang mengerikan di tengah pengeboman tanpa henti.

Lembaga pemantau Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) melaporkan, lebih 674 warga sipil telah tewas, termasuk lebih 150 anak-anak.

SOHR mengatakan pada Sabtu (3/3) bahwa pasukan pemerintah telah merebut kembali 10 persen Ghouta Timur, meningkatkan pertempuran untuk menguasai wilayah yang babak belur itu.

Ada sekitar 400.000 warga di wilayah oposisi di pinggiran ibu kota Damaskus itu.

Pangan dan komoditas penting lainnya tidak mencukupi, meskipun ada permintaan berulang dari PBB untuk mendapatkan akses darurat kemanusiaan. Sedikit bantuan telah sampai ke daerah tersebut karena pertempuran terus terjadi. (T/RI-1/RS3)

 

Mi’raj News Agency (MINA)         

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Bahron Ansori

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.