Kekhawatiran Impor Beras Rugikan Petani Semakin Meningkat

Jakarta, MINA – Setelah beberapa politisi dan pejabat mengungkapkan kekhawatiran mereka terkait rencana pemerintah berkenaan dengan masa panen petani, kini Ketua Komisi VI DPR RI juga mengkhawatirkan hal serupa.

“Kita tidak ingin para petani kita yang saat ini sedang mengharapkan agar panen raya yang jatuh pada bulan Februari mendatang dengan hasil yang baik dapat menguntungkan. Dengan kebijakan impor beras dikhawatirkan membuat petani terpuruk,” katanya saat memimpin Rapat Kerja dengan Menteri Perdagangan dan jajarannya, yang dihadiri juga Kementerian BUMN, PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) dan Perum Bulog, di Gedung Nusantara I DPR RI, Jakarta, Kamis (18/1).

Dikutip dari rilis DPR RI, Teguh menjelaskan, dalam rapat kerja dan rapat dengar pendapat pada hari ini dalam rangka membahas kebijakan impor beras dan gejolak peningkatan harga beras.

“Jadi di sini kita mendengarkan penjelasan mengenai permasalahan impor beras. Agar publik tahu secara clear mengapa kebijakan ini harus ditempuh,” ujarnya.

Sebelumnya, Kementerian Perdagangan memutuskan membuka keran impor beras sebanyak 500.000 ton untuk bisa memenuhi pasokan dan menjaga stabilisasi harga.

Sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 48 Tahun 2016. Dalam aturan itu Bulog ditugaskan untuk melakukan impor, dalam rangka stabilisasi harga beras, meningkatkan cadangan beras pemerintah, dan menjaga ketersediaan beras di masyarakat. (R/R05/RE1)

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Wartawan: Fauziah Al Hakim

Editor:

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.