Jakarta, 17 Sya’ban 1437/23 Mei 2016 (MINA) –Isu Palestina kian tenggelam dan bahkan cenderung ‘dilupakan’ oleh dunia internasional. Di antara musababnya adalah berkurangnya kesadaran publik terhadap krisis Palestina dan mencuatnya berbagai isu lain terkait situasi di Timur Tengah, semisal perang Suriah dan aksi teror yang dilancarkan oleh kelompok militan Islamic State (ISIS/Daesh).
Dalam upaya menjaga isu Palestina tetap berada dalam radal poltik dunia, para pakar dan kalangan media Islam dari puluhan negara akan bertemu di Jakarta, Indonesia, dalam ajang Konferensi Internasional Media Islam (ICIM) selama dua hari (25-26 Mei).
Salah satu pembicara dari Nigeria yang diundang panitian ICIM, Dr. Ahmed Abdul Malik, mengatakan di antara persoalan dunia Islam yang paling krusial untuk diselesaikan adalah krisis Palestina.
“Saya yakin bahwa Palestina akan berjaya dan merdeka. Dalam hal ini saya semakin yakin itu akan terwujud jika insan media seluruhnya bekerja sama, baik di barat maupun di timur, baik yang non-Muslim maupun Muslim,” ungkap pengajar pada International Islamic University Malaysia (IIUM) itu saat konferensi pers di Kantor MER-C, Senin (23/5).
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Kamis Ini, Sebagian Berawan Tebal
Kerja sama yang dimaksud oleh Malik adalah kolaborasi semua media yang memiliki perhatian terhadap masalah Palestina di negara manapun. Di samping itu kalangan insan media dituntut untuk menularkan kesadaran kepada media-media yang tidak peduli atau tidak memiliki perhatian sama sekali dengan isu Palestina
“Dan juga bekerja sama dengan media yang merupakan underbow pemerintah di sebuah negara untuk memberikan warna pada kebijakan pemerintah tersebut (terkait Palestina),” ujar Ahmed.
“Begitu juga dengan media-media di Israel yang punya perhatian terhadap masalah Palestina,” tambahnya.
Di samping isu Palestina, Ahmed mengatakan ajang ICIM akan turut membahas berbagai masalah lain yang sedang dihadapi dunia saat ini, seperti penanganan pengungsi dan krisis keuangan. Diharapkan pertemuan penting ini bisa memberikan solusi terhadap masalah-masalah tersebut.
Baca Juga: Workshop Kemandirian untuk Penyandang Disabilitas Dorong Ciptakan Peluang Usaha Mandiri
Di kesempatan yang sama, ulama terkemuka Filipina Selatan, Syeikh Wateu Dato Ibrahim, mengatakan ICIM merupakan momentum yang sangat tepat bagi umat Islam dan khususnya kalangan media untuk bersatu membela kepentingan Muslim.
“Seperti pengalaman kami di Filipina, kesatuan langkah dan peran media Islam yang bersatu sangat efektif dalam melindungi kepentingan Muslim Filipina,” ujarnya.
Ia menambahkan, di Filipina saat ini belum ada media Islam yang begitu kuat sehingga yang dibaca berita-berita non-Islam.
Ia mengingatkan bahwa media dan publik pada umumnya berkewajiban untuk memberikan perhatian serius kepada kondisi Masjid Al-Aqsha di Palestina, yang merupakan kiblat pertama umat Muslim. “Saatnya kaum muslim di seluruh dunia bersatu padu membela Palestina,” pungkasnya.
Baca Juga: Update Bencana Sukabumi: Pemerintah Siapkan Pos Pengungsian
ICIM digelar oleh Kantor Berita Islam Mina (Mi’raj Islamic News Agency) bekerja sama dengan Harian Republika dan Kantor Berita Nasional ANTARA. Para pemimpin kantor berita dan media massa dari 50 negara dijadwalkan hadir dalam konferensi penting ini. (P022/R02)