Tunis, MINA – Rachid Ghannouchi, Pemimpin Partai Islam Ennahda dan Ketua Parlemen Turki mengatakan, partainya akan membentuk “front nasional” guna melawan keputusan Presiden Kais Saied yang menangguhkan legislatif, memecat pejabat tinggi pemerintah dan mengambil kendali demokrasi yang rapuh di tengah krisis berlapis di negara itu.
Ketua Partai terbesar di Tunisia itu mengatakan bahwa tujuannya adalah menekan presiden “untuk menuntut kembalinya sistem demokrasi”, Selasa malam (27/7), The New Arab melaporkan.
Ghannouchi mengklaim, kelompok-kelompok yang menyerang kantor partainya di beberapa kota selama demonstrasi nasional menjelang tindakan presiden pada Ahad malam, yang diselenggarakan secara online, sama dengan kelompok yang merayakan tindakan presiden di jalan-jalan ibu kota Tunis.
Kelompok-kelompok itu “lebih dekat dengan kelompok anarkis”, dan “menghubungkan diri mereka” dengan presiden, katanya.
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
Ia menolak anggapan bahwa mereka mungkin warga negara yang mengekspresikan ketidakpuasan dengan partai terbesar di negara itu.
Kekhawatiran luas di Tunisia dan luar negeri telah disuarakan sejak serangkaian keputusan Saied untuk menghentikan kehidupan politik dan sebagian besar tindakan pemerintah, dengan pemecatan mendadak perdana menteri, menteri pertahanan dan kehakiman, serta pembekuan parlemen.
Ghannouchi dan lainnya dikunci dari parlemen pada hari Senin (26/7).
Dia mengulangi pernyataannya bahwa langkah itu sama dengan kudeta.
Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
“Kami telah meminta presiden untuk membalikkan pengumuman ini dan kembali ke tatanan demokrasi konstitusional negara,” tambahnya. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Korban Tewas Ledakan Truk Tangki di Nigeria Tambah Jadi 181 Jiwa