Jakarta, 26 Muharram 1438/ 27 Oktober 2016 (MINA) – Komunitas 1.000 guru bertekad memajukan pendidikan Indonesia dengan “Traveling and Teaching” yang memiliki tujuan dapat memberikan pendidikan gratis, perluasan wawasan, kunjungan ke obyek-obyek tertentu, bantuan gizi dan kesehatan, pada murid di sekolah-sekolah di pedalaman.
“Bermodal kepedulian dan hobi travelling, kami berniat untuk memajukan pendidikan di Indonesia dari daerah yang sulit dijangkau dan yang berada di pedalaman.” Kata pendiri Komunitas 1.000 Guru, Jemi Ngadiono pada acara talk show “Yang Muda Yang Bekarya” di Auditorium Mafthuchah Yusuf, Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Kamis (27/10).
Ia menambahkan, Komunitas 1.000 Guru adalah gerakan inspirasi peduli penduduk dan pendidikan anak-anak di pedalaman.
Kegiatan komunitas yang didirikan pada 22 Agustus 2012, saat ini sudah dilakukan di 20 propinsi dan 35 kota.
Baca Juga: Update Bencana Sukabumi: Pemerintah Siapkan Pos Pengungsian
Adapun program yang dibuat oleh komunitas ini yang pertama adalah traveling and teaching untuk mengajak semua kalangan anak muda dari berbagai latar belakang profesi untuk mengunjungi tempat-tempat yang indah dan unik tentang negeri ini, budaya dan adat istiadat leluhur disertai dengan kegiatan sosial, berbaur, dan mengajar ditempat-tempat yang dikunjungi, berbagi ilmu pengetahuan dengan anak-anak pedalam dan perbatasan.
Komunitas setiap bulannya membagikan 3.000 tas sekolah di seluruh Indonesia.
Kegiatan lainnya disebut smart center yaitu program pemberian makanan bergizi disertai dengan pengentasan buta huruf di daerah-daerah dengan ekonomi di bawah rata-rata. Saat ini smart center berada di Poso yang membantu 221 anak, Rium NTT 90 anak, Boti NTT 180 anak, dan Fateleu NTT, 60 anak.
Kegiatan lainnya adalah pengobatan gratis.
Baca Juga: PSSI Anggarkan Rp665 M untuk Program 2025
Dijelaskan, selama 2014-2015, Komunitas 1.000 Guru telah membagikan tas sekolah, alat tulis dan penyuluhan kesehatan untuk 12.500 anak-anak di seluruh Indonesia.
“Kita sebenarnya jangan hanya mengandalkan dan menunggu pemerintah untuk memperbaiki ketimpangan pendidikan, kalau memang ada suatu hal yang bisa kita perbuat, lakukanlah. Sesungguhnya kita juga mampu dan bisa, misalnya saja anda bisa menyumbangkan buku-buku dan baju baju ke panti asuhan. Percayalah, pemberian anda itu pasti akan sangat berarti untuk mereka. Hal kecil yang anda lakukan sangat berarti untuk mereka,” katanya. (L/anj/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Naik 6,5 Persen, UMP Jakarta 2025 Sebesar Rp5,3 Juta