Konsep Ilmiah Pemeringkatan ecoMasjid (Oleh: Dr. Hayu S. Prabowo)

Oleh: Dr. Ir. H. Hayu S. Prabowo, Ketua Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Majelis Ulama Indonesia (Lembaga PLH & SDA MUI)

Alhamdulillah, telah menjadi topik penelitian Tesis S2 Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB) oleh Eka Rahmat Hidayat dengan judul “Bangunan Berkelanjutan Menurut Ajaran Islam dan Konsep Bangunan ”. Setelah hampir 7 jam diuji, tesis mendapat nilai A.

Sistim penilaian menggunakan standar Green Building Council International (GBCI) dengan rating tools Greenship Homes yang dianggap cocok untuk ecoMasjid. GBCI adalah satu-satunya lembaga sertifikasi dan kredensial dalam industri bisnis hijau dan keberlanjutan yang secara eksklusif memberikan sertifikasi proyek dan kredensial professional dengan kantor pusat di Amerika Serikat.

Lima masjid telah dilakukan penelitian dan penilaian langsung ke lokasi. Dari kelima masjid terpilih sesuai kriteria yang ditetapkan, yaitu Masjid Azzikra, Masjid Al-Irsyad, Masjid Daruut Tauhid, Masjid Salman ITB, dan Masjid Al-Safar. Masjid Azzikra memiliki nilai tertinggi yang selama ini menjadi pilot project ecoMasjid MUI & DMI.

Dari penilaian ini terlihat jelas bagaimana kontribusi program-program ecoMasjid telah menaikan nilai Greenship dari sebuah masjid. Beberapa makalah internasional juga telah dipublikasikan terkait penerapan ecoMasjid di Azzikra.

Saat ini ecoMasjid telah memiliki sistem penilaian ilmiah berstandar internasional, dan Insya Allah akan diterapkan untuk penilaian dan pemeringkatan masjid-masjid di Indonesia untuk turut berperan dalam memakmurkan bumi dan segala isinya dalam mengemban amanah khalifah di bumi.

Program EcoMasjid

Konsep ecoMasjid sendiri berasal dari dua kata Eco dan Masjid yang masing-masing mempunyai definisi berbeda. “Eco” diambil dari kata “ecology” yang merupakan terminologi yang erat kaitannya dengan ekosistem, yaitu suatu sistem yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antar makhluk hidup dan lingkungannya.

Sedangkan Masjid adalah tempat bersujud. Istilah masjid menurut syara adalah tempat yang disediakan untuk shalat di dalamnya dan sifatnya tetap, bukan untuk sementara.

Sehingga ecoMasjid adalah tempat beribadah tetap yang mempunyai kepedulian terhadap hubungan timbal balik antar makhluk hidup dan lingkungannya.

Keberhasilan menciptakan kehidupan yang ramah lingkungan merupakan penjelmaan dari hati bersih dan pikiran jernih umat beragama dan merupakan titik-tolak upaya menciptakan negeri yang asri, nyaman, aman sentosa: baldatun thoyyibatun wa Robbun Ghafur.”

Krisis lingkungan hidup dengan berbagai manifestasinya, sejatinya adalah krisis moral, karena manusia memandang alam sebagai obyek untuk dikuras bukan subyek yang perlu dipelihara untuk kelangsungan kehidupan semesta.

Maka penanggulangan terhadap masalah yang ada haruslah dengan pendekatan moral. Pada titik inilah agama harus tampil berperan melalui bentuk tuntunan keagamaan serta direalisasikan dalam bentuk nyata dalam kehidupan sehari-hari umat manusia.

Aktifitas manusia yang tidak ramah lingkungan tersebut, tentunya berdampak langsung pada lingkungan dan kehidupan manusia itu sendiri. Sumberdaya alam penting yang tak terbarukan, seperti air dan energi fosil semakin cepat terkuras.

Kelangkaan sumberdaya air dan energi merupakan ancaman konflik dan eksistensi kehidupan masa depan manusia. Penggunaan bahan bakar fosil selain jumlahnya terbatas juga menyebabkan emisi dan terjadinya efek rumah kaca yang berimplikasi pada peningkatan suhu bumi dan merubah sistem iklim bumi.

Perubahan iklim ini akan menyebabkan cuaca bumi menjadi ekstrim (kekeringan yang luar biasa atau hujan yang luar biasa) yang merusak keseimbangan tatanan ekosistem sebagai pendukung kehidupan manusia dan seluruh mahluk bumi.

Bila kita tidak segera merubah perilaku ramah lingkungan melalui konservasi air dan mencari alternatif energi baru, maka akan terjadi mafsadat lebih besar bagi kita dan generasi masa depan nanti. Islam menuntut kita untuk meninggalkan keturunan yang kuat – bukan keturunan yang lemah.

Sesuai dengan peran masjid sebagai basis pembangunan masyarakat madani, masjid bukan hanya semata-mata dijadikan sarana ibadah ritual (mahdhah), melainkan ia menjadi sarana dan sekaligus kekuatan dalam membangun dan menanamkan nilai-nilai kebaikan dan pembaharuan kehidupan umat, baik sekarang ataupun masa mendatang.

Memakmurkan masjid tidak bisa hanya dengan ceramah, perlu aksi nyata untuk membangun kemandirian umat dalam menghadapi ancaman kelangkaan air dan energi. Hal ini kita lakukan dengan orientasi pengelolaan masjid yang mandiri dan berkelanjutan pada aspek idarah (manajemen), imarah (kegiatan memakmurkan), dan riayah (pemeliharaan dan pengadaan fasilitas).

Program ecoMasjid ini, Insya Allah, akan ditingkatkan ke tingkat nasional melalui suatu perlombaan berbuat kebaikan fastabiqul khairaat, khususnya berlomba dalam pengelolaan lingkungan hidup melalui masjid.(AK/R01/RS3)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Bahron Ansori

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.