Konsultan Optimis Perbankan Syariah Bisa Berkembang Pesat di India

Mumbai, 9 Dzulhijjah 1437/11 September 2016 (MINA) – Zaheer Chauhan, seorang konsultan public relations di Mumbai, mengatakan, sangat memungkinkan untuk didirikan dan berkembang cepat di , negara yang mempunyai 180 juta warganegara beragama Islam.

Bank Sentral India (RBI) telah memaparkan rencana pengembangan perbankan bebas riba. Bank Pembangunan Islam yang didanai Arab Saudi akan membuka cabang di Gujarat tahun depan. Sekjen Pusat Keuangan Islam India, Abdul Raqeeb, optimis perbankan syariah di India akan berkembang pesat mulai tahun depan di India.

“Sektor keuangan Islam sangat bisa berkembang dengan cepat,” ujar Zaheer Chauhan kepada The National Business pada Sabtu (10/9) yang diberitakan Kantor Berita Islam MINA.

Menurut Zaheer Chauhan, konsumen Muslim saat ini relatif banyak di India. Umumnya mereka tidak menggunakan perbankan konvensional, tetapi lebih cenderung memilih lembaga keuangan tanpa bunga, lebih nyaman dalam transaksi tertentu.

“Saya sendiri lebih memilih untuk menggunakan bank syariah, jika ada,” kata Chauhan.

“Salah satu alasan utama konsumen Muslim memilihnya adalah karena perbankan Islam akan memberikan semua manfaat bebas riba,” lanjutnya.

Apalagi situasi ekonomi saat ini, memiliki dampak yang signifikan terhadap Muslim dan bagaimana menginvestasikan sejumlah uangnya di perbankan syariah, imbuhnya.

“Seluruh transaksi di bank syariah sangat menarik, baik itu reksadana, pinjaman untuk mobil, properti, barang-barang konsumen dan lainnya,” paparnya.

Tapi menurutnya, itu tidak akan terlalu lama akan ada perbankan syariah di India.

Hal ini berdasarkan pengumuman dari Reserve Bank of India (RBI), sebagai bagian dari rencana untuk meningkatkan inklusi keuangan negara, yang telah mengusulkan kepada pemerintah adanya perbankan bebas bunga dan akan diperkenalkan di India.

Sebelumnya, RBI telah mengambil posisi bahwa keuangan Islam dapat ditawarkan kepada masyarakat tapi melalui lembaga non-perbankan, tidak harus melalui bank.

Adanya usulan tersebut bisa membuka jalan bagi perbankan syariah di negara ini, meskipun pihak oposisi akan menentangnya dari beberapa pandangan.

Dalam pandangan Zaheer Chauhan, justru dengan adanya perbankan syariah, masyarakat akan diuntungkan. Sebab, deposito yang ada, tidak akan diinvestasikan pada hal-hal yang dilarang dalam syariah Islam, seperti pabrik alkohol dan babi.

“Untuk mendapatkan uang tanpa bunga, bank-bank Islam tetap bisa memberikannya kepada nasabah, dengan mengandalkan pembagian keuntungan bagi hasil.

India memiliki lebih dari 180 juta Muslim, yang menjadi potensi besar bagi perbankan syariah untuk berkembang pesat di India.

Sebagian besar Muslim India kelas menengah dan kaya selama ini enggan menggunakan sistem perbankan konvensional, walaupun dalam beberapa transaksi masih menggunakannya karena mereka tidak punya pilihan.

Sementara beberapa Muslim lainnya, lebih menghindari menggunakan bank konvensional sama sekali karena sistemnya bertentangan dengan keyakinan agama Islam.

Peluang Tahun Depan

Menurut Abdur Raqeeb, Sekretaris Jenderal Pusat India untuk Islamic Finance, dia melihat perbankan syariah akan dapat diluncurkan di India dalam tahun depan, menyusul tanda-tanda terbaru bahwa ada dorongan menuju ke arah itu.

“Pasti ada ruang bagi perbankan Islam di India,” katanya. “Saya yakin itu tidak bisa dicegah lebih lama lagi.”

Apalagi hal itu didukung oleh langkah baru lainnya, yaitu adanya Bank Pembangunan Islam Arab Saudi yang tahun ini mengumumkan rencana untuk memulai operasi di Ahmedabad, Gujarat, negara bagian di India bagian barat.

Walaupun masih ada ganjalan dari politisi berkuasa di nasionalis Hindu Bharatiya Janata Party (BJP) yang menentang keras pengenalan perbankan Islam di India.

Yang paling vokal dari mereka adalah Subramanian Swamy, yang menyebut tidak percaya bahwa bank Islam memiliki tempat dalam masyarakat sekuler India.

Di akun Twitter, ia pernah mengatakan bahwa “perbankan syariah adalah kegagalan di Dubai” dan di India itu akan “menjadi saluran untuk pemindahan agama, dan tidak ada pinjaman teknis untuk umat Hindu.” (T/P4/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Wartawan: Ali Farkhan Tsani

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.