Jakarta, MINA – Kuwait mengikuti langkah Arab Saudi menandatangani Traktat Persahabatan dan Kerja Sama (Treaty of Amity and Cooperation/TAC) dengan ASEAN.
Sebelumnya, Arab Saudi menandatangani TAC di sela-sela Pertemuan Para Menlu ASEAN (AMM) ke-56 di Jakarta pada Juli 2023.
Kuwait melakukan penandatanganan aksesi di sela-sela Pertemuan Tingkat Menteri ASEAN (AMM) di Jakarta, Senin (4/9) bersama Serbia dan Panama.
Penandatanganan TAC dilakukan oleh Menteri Luar Negeri Serbia Ivica Dačić, Wakil Menteri Luar Negeri Panama Vladimir Franco, dan Wakil Menteri Luar Negeri Kuwait Sheikh Jarrah Jaber Al Ahmad al Sabah.
Baca Juga: Trump: Rakyat Suriah Harus Atur Urusan Sendiri
Serbia, Panama, dan Kuwait menjadi negara ke-52, 53, dan 54 yang mangaksesi TAC.
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi dalam sambutannya pada seremoni penandatanganan menyampaikan apresiasi kepada ketiga negara tersebut.
“Selama bertahun-tahun, TAC telah memainkan peran penting sebagai norma dan prinsip kolektif untuk mendorong hubungan baik, kebiasaan dialog, dan hidup berdampingan secara damai di kawasan,” kata Menlu RI.
Menlu menambahkan, di tengah dinamika geopolitik yang sarat akan rivalitas dan krisis kepercayaan, sangat penting memperkuat nilai-nilai yang ada di TAC untuk membangun kepercayaan.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Meningkatnya jumlah negara yang mengaksesi TAC menunjukkan antusiasme positif yang terus tumbuh. Ini harus dimanfaatkan untuk memperkuat stabilitas di kawasan dan dunia.
TAC harus menyatukan ASEAN dan Mitra Wicara untuk mendorong kerja sama konkret dalam mengatasi tantangan bersama, mulai dari perubahan iklim, ketahanan pangan dan energi, hingga proliferasi kejahatan transnasional.
“Bersama, kita bisa menjadi kekuatan positif untuk perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan Indo-Pasifik. Hanya dengan menerapkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip di TAC kita bisa memastikan ASEAN tetap penting dan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi,” kata Menlu.
Dengan menandatangani TAC, berarti negara-negara tersebut berkomitmen untuk bekerja sama dan berkolaborasi, mematuhi hukum internasional, dan berkontribusi terhadap perdamaian dan stabilitas di Asia Tenggara dan lebih luas lagi. Nilai-nilai dan prinsip-prinsip ini semakin penting di tengah dinamika geopolitik saat ini.
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
TAC didirikan pada 1976 sebagai kode yang mengikat secara hukum untuk hubungan antar negara di kawasan dan sekitarnya. (L/RE1′}1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan