Lion Air Layani Penerbangan Umrah Perdana dari Lombok Tujuan Jeddah

(Foto: AIrbus)

, MINA – (kode penerbangan JT) member of Lion Air Group, Rabu (4/12), memulai layanan penerbangan 1441 Hijriah pertama dari Kota Mataram melalui Bandar Udara Internasional Zainuddin Abdul Madjid, Lombok Praya, Nusa Tenggara Barat (LOP) ke Jeddah – Bandar Udara Internasional King Abdul Aziz, Arab Saudi (JED).

Inagurasi ditandai dengan pelepasan jamaah umrah oleh Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat, Zulkieflimansyah; Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Nusa Tenggara Barat, Lalu Bayu Windia; General Manager (GM) Bandar Udara Internasional Zainuddin Abdul Madjid, Nugroho Jati; Area Manager Lion Air Group Jakarta, Isnandar; Area Manager Lion Air Group Bali, Nusa Tenggara Barat dan Labuan Bajo, Fajar Teguh Santoso.

Corporate Communications Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro menjelaskan, penerbangan pertama dari Lombok Praya menggunakan nomor terbang JT-104, pesawat lepas landas pada 13.15 (Waktu Indonesia Tengah, GMT+ 08) dan dijadwalkan tiba di Bandar Udara Internasional King Abdul Aziz pukul 19.45 waktu setempat Arabia Standard Time (AST), GMT +03.

“Pada momen terbaik ini, Lion Air menerbangkan 257 jamaah,” kata Danang sebagaimana keterangan pers yang diterima MINA, Kamis (5/12).

Dia mengatakan, penerbangan umrah 2019 ditandai pengoperasian Airbus 330-900NEO, sebagai pesawat terbaru berbadan lebar dan operator pertama di Asia Pasifik yang menggunakan armada itu.

“Pengoperasian Airbus 330-900NEO menjadi bagian dari langkah strategis Lion Air guna memperkuat pengembangan bisnis penerbangan jarak jauh yang memerlukan waktu tempuh lebih dari 13 perjalanan tanpa henti,” ujarnya.

Danang menjelaskan, A330-900NEO bertata letak lorong ganda (double aisle) berkapasitas 433 kursi penumpang yang nyaman, menyediakan kabin paling senyap di kelasnya, menambah fitur utama dari kabin airspace, desain baru kompartemen bagasi kabin yang memungkinkan lebih mudah mengatur dan menyimpan barang bawaan di kabin.

“Lion Air menyampaikan selamat menjalankan ibadah kepada jamaah pertama atas pilihan terbang bersama Lion Air. Bersama mitra perjalanan (tour and travel) Lion Air bisa mewujudkan mimpi beribadah ke tanah suci dengan menawarkan harga terjangkau, dengan demikian membantu masyarakat bisa pergi umrah,” katanya.

Danang mengatakan, Lion Air mengapresiasi bentuk kerjasama, sehingga sinergitas ini diharapkan memberikan nilai lebih kepada jamaah umrah dalam mempermudah akses menuju kota tujuan.

“Pelaksanaan umrah perdana tahun ini sebagai bentuk keseriusan Lion Air dalam mengakomodir dan memfasilitasi kebutuhan perjalanan ibadah. Lion Air berharap senantiasa mampu melayani jamaah dari Nusa Tenggara Barat dan sekitar dengan pelayanan terbaik, tambahnya.

Di tahap awal, frekuensi terbang tersedia satu kali dalam sebulan. Lion Air memproyeksikan pertumbuhan perjalanan ibadah ke tanah suci dari Nusa Tenggara Barat akan meningkat positif karena ada potensi penumpang jamaah umrah, sehingga optimis dan tidak menutup kemungkinan penambahan frekuensi penerbangan dapat dilakukan.

Layanan umrah 2019, lanjut dia, Lion Air menargetkan tingkat kinerja ketepatan waktu lebih dari 85%. Keseriusan ini seiring bentuk memberikan layanan terbaik kepada jamaah umrah berdasarkan sistem terstruktur dan komprehensif antara perawatan pesawat, operasional di bandar udara serta keputusan cepat dan tepat guna meminimalisir dampak keterlambatan penerbangan.

Lombok menjadi keberangkatan asal ke-13 untuk penerbangan umrah, yang dilayani dari Indonesia.

Pembukaan pasar umrah dari Lombok merupakan ekspansi bisnis Lion Air sekaligus menciptakan pemerataan konektivitas rute internasional dari Indonesia bagian tengah.

Dalam kaitan perjalanan udara sesuai aspek keselamatan, Lion Air telah menghimbau kepada seluruh jamaah antara lain agar tidak membawa barang berbahaya ke pesawat, tidak menerima titipan barang dalam bentuk apapun dari orang lain ke dalam pesawat, barang elektronik harus dilepas dari baterainya serta pengisi daya mandiri atau baterai portabel (powerbank) sesuai kriteria dari segi kapasitas yang boleh dibawa ke dalam kabin dan tidak diperbolehkan untuk digunakan selama penerbangan.

Lion Air mengoperasikan tiga Airbus 330-300 (440 kursi) dan dua Airbus 330-900NEO (436 kursi). Rata-rata pesawat berusia muda. Seluruh pesawat telah menjalani perawatan intensif, dalam kondisi terbaik dan laik terbang.(R/R01/R06)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Rendi Setiawan

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.