Oleh: Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj Islamic News Agency)
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ () وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ () لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْر ٍ() تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ () سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ ()
Artinya : “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan. (1) Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? (2) Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. (3) Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. (4) Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (5). (Q.S. Al-Qadar [97] : 1-5).
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-19] Jagalah Allah, Pasti Allah akan Menjagamu
Pada ayat lain disebutkan juga:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ
Artinya : “Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al-Quran) pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan”. Q.S. Ad-Dukhan [44] : 3).
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :
Baca Juga: Mengembangkan Pola Pikir Positif dalam Islam
إِنَّ هَذَا الشَّهْرَ قَدْ حَضَرَكُمْ وَفِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَهَا فَقَدْ حُرِمَ الْخَيْرَ كُلَّهُ وَلاَ يُحْرَمُ خَيْرَهَا إِلاَّ مَحْرُومٌ
Artinya : “Sesungguhnya bulan ini (Ramadhan) benar-benar telah datang kepadamu, padanya ada satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan, barangsiapa yang terhalang (dari) nya, maka sungguh terhalang (dari) kebaikan semuanya. Dan tidak terhalang (dari) kebaikan, kecuali orang-orang yang bernasib buruk”. (H.R. Ibnu Majah dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu).
Secara harfiyah, Lailatul Qadar terdiri dari dua kata, yakni Lail atau Lailah yang berarti malam hari dan Qadar yang berarti ukuran atau ketetapan.
Secara maknawi, Lailatul Qadar dapat dimaknai dengan beberapa hal:
Baca Juga: Tadabbur QS. Thaha ayat 14, Dirikan Shalat untuk Mengingat Allah
Pertama, Malam Kemuliaan
Lailatul Qadar disebut juga dengan malam kemuliaan karena terpilih sebagai malam turunnya Al-Quran.
Ini seperti Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ () وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ () لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْر
Baca Juga: Terus Berjuang Membela Palestina
Artinya : “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan. (1) Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? (2) Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan”. (3) (Q.S. Al-Qadar [97] : 1-5).
Kedua, Malam Penetapan.
Lailatul Qadar dikatakan sebagai malam penetapan takdir sebagaimana disebutkan dalam ayat:
فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-18] Tentang Taqwa
Artinya: “Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” (Q.S. Ad Dukhon: 4).
Imam Qatadah berkata, “Yang dimaksud adalah pada malam lailatul qadar ditetapkan takdir tahunan.” (Jami’ul Bayan ‘an Ta’wili Ayil Qur’an).
Ketiga, Malam yang Sempit.
Malam tersebut adalah malam yang sempit, karena banyaknya malaikat yang turun ke bumi, seperti yang ditegaskan dalam surat Al-Qadr.
Baca Juga: Mahsyar dan Mansyar: Refleksi tentang Kehidupan Abadi
Allah menyebutnya dalam ayat:
تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ () سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
Artinya : “Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. (4) Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (5). (Q.S. Al-Qadar [97] : 1-5).
Semoga kita dapat memaknai Lailatul Qadar dengan meningkatkan amal-amal ibadah, baik yang bersifat pribadi maupun yang berdimensi sosial, khususnya di masjid pada malam-malam terakhir Ramadhan. Aamiin. (P4/P2)
Baca Juga: Sujud dan Mendekatlah
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)