Media Israel: Jika Terjadi, Serangan Darat ke Gaza Jadi Perang Tersulit Sejak Perang Dunia II

Pasukan Brigade Al-Qasam (Foto: File/Quds Press)

Nazareth, MINA – Media Maariv pada Rabu (25/10) melaporkan, jika pasukan pendudukan melakukan di Jalur , maka akan dihadapkan dengan serangan perlawanan yang hebat. Pasukan dari atap rumah, jebakan-jebakan, peluru yang mampu menembus baju besi, dan pasokan senjata dari terowongan.

Menurut surat kabar itu, para ahli Serikat (AS) telah memperingatkan, tentara Israel mungkin akan menghadapi pertempuran kota tersulit yang pernah dialami umat manusia sejak Perang Dunia II.

Surat kabar tersebut menunjukkan, para peneliti AS yang mengkhususkan diri dalam perang di kawasan, membandingkan dengan perang di Irak dan medan perang yang terjadi di kota Fallujah pada tahun 2004, yang merupakan pertempuran paling kejam yang pernah dihadapi tentara Amerika sejak perang Vietnam.

Thomas Arnold, seorang ahli strategi militer asal Amerika, bersaksi bahwa hal ini akan menjadi buruk.

“Kota adalah tempat bermain setan, dan kota-kota membuat segalanya menjadi lebih sulit dari sebelumnya,” katanya sepeeti dijutip Quds Press.

Surat kabar itu mengatakan, karena khawatir dengan apa yang akan terjadi, utusan Presiden AS Joe Biden, termasuk para perwira militer senior, melakukan kontak dengan para pejabat Israel untuk memberi nasihat kepada mereka tentang bagaimana harus bertindak, berdasarkan pengalaman mereka dalam perang di Irak.

Dia menunjukkan, pada saat yang sama Amerika Serikat sedang mencoba untuk menunda masuknya pasukan darat saat ini dengan tujuan memberikan ruang bagi negosiasi untuk membebaskan tahanan di Jalur Gaza dan membawa peralatan kemanusiaan tambahan ke Gaza.

Pemerintahan Presiden AS Biden, menyatakan keprihatinannya bahwa Israel tidak memiliki tujuan militer yang dapat dicapai di Jalur Gaza, dan bahwa tentara Israel tidak siap untuk melakukan invasi darat dengan rencana yang dapat berhasil.

Menurut sumber di pemerintahan, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin menekankan kepada rekannya dari Israel Yoav Gallant melalui panggilan telepon tentang perlunya memeriksa dengan cermat rencana serangan darat ke Jalur Gaza.

Departemen Pertahanan AS mengirim perwira senior ke negara pendudukan untuk membantu mereka bersiap menghadapi pertempuran di Jalur Gaza.

Menurut sumber keamanan di Washington, Amerika Serikat belum melihat rencana yang dapat mencapai tujuan dan cara strategis untuk mencapai tujuan tersebut, yakni menggulingkan kekuasaan Hamas.

Namun pemerintah AS mengklaim bahwa mereka tidak ikut campur dalam keputusan Israel mengenai tindakan yang harus diambil.

Selama 19 hari berturut-turut, tentara pendudukan Israel melancarkan pemboman hebat dan serangan udara terhadap bangunan tempat tinggal di Jalur Gaza, menghancurkan bangunan tersebut bersama dengan penghuninya, yang menyebabkan kematian lebih dari 5.791 martir Palestina, termasuk 2.360 anak-anak, 1.292 perempuan, dan 295 lansia, serta 16.297 orang luka-luka, menurut Kementerian Pertahanan. Ada juga orang yang hilang di bawah reruntuhan dalam jumlah yang tidak ditentukan. (T/B04/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Zaenal Muttaqin

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.