RAMADHAN menjadi bulan untuk semakin mencintai dan menghayati Al-Quran sebagai pedoman hidup kita.
Al-Quran yang bukan sekadar bacaan tekstual. Namun lebih dari itu, Al-Quran adalah pengamalan kontekstual dan kunci jawaban dari setiap problematika kehidupan sehari-hari umat manusia.
Al-Quran yang bukan hanya kita tadarusi huruf demi hurufnya, di sepanjang bulan Ramadhan ini sampai khataman. Namun juga ditadaburi kandungan maknanya, sebagai pemandu kita dalam menata dan meniti jalan kehidupan ke depan.
Karena itu, Al-Quran merupakan daya dorong kita, sumber motivasi dan inspirasi kita dalam melangkah mengarungi kehidupan yang fana menuju akhirat yang baka.
Baca Juga: Aceh Besar Juara Umum Musabaqah Tunas Ramadhan
Allah menyebutkan kaitan antara bulan Ramadhan dengan Al-Quran di dalam ayat:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيَ أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
Artinya: ”Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang bathil)……”. (QS Al-Baqarah [2]: 185).
Memaknai Nuzulul Quran pada bulan Ramadhan penuh berkah ini, khususnya pada tanggal 17 Ramadhan, adalah dengan menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup, sumber hukum, obat memperkokoh jiwa, penyebar kasih sayang, landasan menata peradaban dunia serta bacaan kegemaran sehari-hari.
Baca Juga: Kisah SMAN 1 Bumiayu Semai Kebersamaan Melalui Takjil dan Lomba Islami
Allah menyebutkan di dalam ayat :
وَنُنَزِّلُ مِنَ ٱلۡقُرۡءَانِ مَا هُوَ شِفَآءٌ۬ وَرَحۡمَةٌ۬ لِّلۡمُؤۡمِنِينَۙ وَلَا يَزِيدُ ٱلظَّـٰلِمِينَ إِلَّا خَسَارً۬ا
Artinya: “Dan Kami turunkan dengan berangsur-angsur dari Al-Quran ayat-ayat Suci yang menjadi obat penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman kepadanya, dan (sebaliknya) Al-Quran tidak menambahkan orang-orang yang zalim (disebabkan keingkaran mereka) melainkan kerugian jua”. (QS Al-Isra [17]: 82).
Pada ayat lain disebutkan :
Baca Juga: Keutamaan Shalat Tarawih pada Bulan Ramadhan
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاۤءَتْكُمْ مَّوْعِظَةٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَشِفَاۤءٌ لِّمَا فِى الصُّدُوْرِۙ وَهُدًى وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَ
Artinya : “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS Yunus [10]: 57).
Di dalam ayat ini disebutkan Al-Quran sebagai pedoman hidup itu berfungsi sebagai :
Pertama, Mauidhah, yaitu pelajaran dari Allah kepada seluruh manusia agar mereka mencintai yang benar, serta menjauhi perbuatan yang salah. Pelajaran ini harus betul-betul dapat terwujud dalam perbuatan.
Baca Juga: Mengenal Muqabalah, Tradisi Membaca Al-Qur’an Selama Ramadhan di Italia
Kedua, Syifa, yaitu penyembuh bagi penyakit yang bersarang di dada manusia, seperti penyakit syirik, kufur dan munafik, termasuk pula semua penyakit yang mengganggu ketenteraman jiwa manusia, seperti putus harapan, lemah pendirian, memperturutkan hawa nafsu, rasa hasad dan dengki terhadap manusia, serta perasaan takut dan pengecut.
Ketiga, Huda, yaitu petunjuk ke jalan yang lurus, yang menyelamatkan manusia dari keyakinan yang sesat, dengan jalan membimbing akal dan perasaan agar berkeyakinan yang benar, serta membimbing agar giat beramal secara ikhlas.
Keempat, Rahmah, yaitu karunia Allah yang diberikan kepada orang-orang mukmin, yang dapat mereka ambil dari petunjuk-petunjuk yang terdapat dalam Al-Qur’an. Karena itu, orang-orang beriman yang meyakini dan melaksanakan petunjuk-petunjuk yang terdapat dalam Al-Qur’an akan merasakan buahnya. Mereka akan hidup berjama’ah, bersatu padu, tolong-menolong, sayang-menyayangi, bekerja sama dengan menegakkan keadilan, serta saling bantu membantu untuk memperoleh kesejahteraan.
Pada ayat lain Allah berfirman:
Baca Juga: Ramadhan di Nigeria, Rumah-Rumah Terbuka untuk Fakir Miskin
هُوَ الَّذِي يُنَزِّلُ عَلَى عَبْدِهِ ءَايَاتٍ بَيِّنَاتٍ لِيُخْرِجَكُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَإِنَّ اللَّهَ بِكُمْ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ
Artinya: “Dialah yang menurunkan kepada hamba-Nya ayat-ayat yang terang (Al-Qur’an) supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya. Dan sesungguhnya Allah benar-benar Maha Penyantun lagi Maha Penyayang terhadapmu”. (QS Al-Hadid [57]: 9).
Imam Ibnu Katsir di dalam Kitab Al-Quranul ‘Adzim menjelaskan, bahwa dengan ayat “supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya,” artinya mengeluarkan dari kegelapan-kegelapan jahil (kebodohan), kekafiran, dan pendapat-pendapat yang bertentangan (dengan kebenaran) menuju kepada cahaya petunjuk, keyakinan dan iman.
Karenanya, dengan selalu bersama Al-Quran, yang ditekankan pada bulan Ramadhan ini, dan itu menjadi pesan Nuzulul Quran, maka marilah kita mentadarusi dan mentadaburinya, sehingga akan senantiasa terhubung dengan Allah. Dengan kata lain, kita selalu berinteraksi dengan Al-Quran.
Baca Juga: Puasa Ramadhan Meningkatkan Kecerdasan
Dengan demikian, hal itu akan mampu memberikan spirit, inspirasi, dan motivasi dalam kehidupan. Di sinilah Al-Quran dikatakan sebagai mukjizat dan rahmat bagi manusia dan alam.
Dengan hikmah Nuzulul Quran marilah kita menjadikan isi Al-Quran benar-benar sebagai pedoman kehidupan, yang mampu mendorong kemajuan peradaban, menebarkan kasih sayang dan perdamaian dunia.
Cahaya Al-Quran yang mampu mengembangkan ilmu pengetahuan yang manfaat, nilai-nilai budaya yang penuh persaudaraan, serta kolaborasi dan sinergi hubungan antar bangsa yang penuh dengan cinta, rahmatan lil ‘alamin.
Sehingga cahaya Al-Quran itu dapat menerangi dunia yang sebagian besar tengah dilanda kegelapan petunjuk, pertikaian berdarah, hingga persaingan tanpa perikemanusiaan. []
Baca Juga: Mosaharati di Gaza: Suara Ramadhan di Kota yang Berjuang Demi Kehidupan
Mi’raj News Agency (MINA)