Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengenal MI Al-Fatah Cileungsi

Rendi Setiawan - Selasa, 13 Februari 2018 - 13:32 WIB

Selasa, 13 Februari 2018 - 13:32 WIB

168 Views

Siswa-siswi MI Al-Fatah Cileungsi. (dok. MI Al-Fatah)

Siswa-siswi MI Al-Fatah Cileungsi. (dok. MI Al-Fatah)

 

Oleh: Rendy Setiawan, Mahasiswa STAI Al-Fatah Bogor

Pendidikan adalah ujung tombak perbaikan bangsa. Pendidikan memainkan peranan penting dalam pembangunan dan kemajuan sebuah masyarakat. Maju atau mundurnya sebuah masyarakat tergantung pada maju atau mundurnya pendidikan masyarakat tersebut.

Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Fatah, Cileungsi. Kabupaten Bogor, menjadi salah satu harapan bagi masa depan pendidikan bangsa. Dalam mengembangkan pendidikannya, MI Al-Fatah menekankan pada akhlak dan moral siswa sejak dini.

Baca Juga: Pengungsi Sudan Menemukan Kekayaan Di Tanah Emas Mesir

Kepala Sekolah MI Al-Fatah, Syarifah mengatakan, lembaganya mengajarkan kepada siswanya agar tidak hanya mampu mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi betul-betul mempelajari setiap keterampilan yang dapat dijadikan bekal untuk hidup secara bermakna bagi semua orang.

“Sekolah kami bukan hanya untuk mendapatkan ijazah atau keterangan lulus saja. Tetapi untuk mendapatkan ilmu sebagai bekal hidup dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga bisa bermanfaat untuk orang lain,” ujar Syarifah, Senin (12/2).

MI Al-Fatah berdiri sejak tahun 1980-an. Tetapi baru menginduk ke Depag (sekarang Kemenag) pada tahun 1995. Awal 1990-an, jumlah murid MI Al-Fatah berkisar antara 7-15 orang per kelas. Tenaga pendidiknya pada saat itu berlatar belakang pendidikan hanya setingkat SMA, itupun kebanyakan bukan jurusan pendidikan.

“Seiring berjalannya waktu, siswa dan siswi MI Al-Fatah bertambah banyak. Saat ini sudah mencapai 450 siswa dengan 16 rombel dan tenaga pendidiknya mayoritas sudah sarjana pendidikan,” katanya.

Baca Juga: Terowongan Silaturahim Istiqlal, Simbol Harmoni Indonesia

Syarifah bercerita, pada 2014 lalu, MI Al Fatah mendapat bantuan dari Makmal Pendidikan Dompet Dhuafa (DD) berupa kelas menulis dan perbaikan gedung sekolah. Setahun kemudian, MI Al-Fatah mendapat pendampingan dengan diutusnya seorang alumni SGI (Sekolah Guru Indonesia) ke MI Al Fatah untuk membantu meningkatkan mutu sekolah.

Pasa tahun ajaran 2016-2017, MI Al-Fatah mengadakan kerjasama dengan Makmal Pendidikan DD terkait Sekolah Literasi Indonesia. Selama masa pendampingan, sejak tahun 2014 hingga 2016, MI Al-Fatah banyak mendapatkan ilmu dari Makmal Pendidikan DD dengan diadakannya pelatihan untuk guru selama dua hari dalam kurun tiga bulan sekali.

“Alhamdulillah dengan bekal sarjana pendidikan dan pelatihan-pelatihan, MI Al-Fatah mengalami perubahan ke arah yang jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya,” katanya.

MI Al-Fatah berupaya untuk memberikan ilmu agama dan pengetahuan akademis,  mengasah keterampilan dan membina akhlakul Karimah. Hal ini dilakukan agar siswa dan siswi MI Al-Fatah bisa menjadi generasi yang berpegang teguh kepada Alquran dan Sunnah, berpengetahuan luas dan berakhlak mulia.

Baca Juga: Bukit Grappela Puncak Eksotis di Selatan Aceh

“Kami ingin memadukan antara pengetahuan akademis dan juga pendidikan agamis. Salah satu program unggulan kami yang membedakan dengan sekolah-sekolah lain adalah program tahfidz (menghafal Alquran),” katanya.

Jam belajar bagi siswa dibangi menjadi beberapa tingkatan. Untuk siswa kelas satu sampai tiga, mereka diberi waktu belajar sejak jam tujuh pagi hingga menjelang dzuhur. Sementara untuk kelas empat sampai kelas enam, waktu mereka di sekolah sedikit lebih panjang.

“Di luar itu, mereka menghafal Alquran selepas Maghrib. Khusus untuk anak-anak yang mengikuti program tahfidz, ada tambahan waktu, yaitu selepas Subuh sudah mulai menghafal Alquran,” katanya.

Uniknya, jika di sekolah-sekolah lainnya upacara hanya dilakukan setiap hari Senin, berbeda dengan yang ada di MI Al-Fatah. Semua siswa dari kelas satu hingga enam setiap hari melakukan apel (upacara) di tempat yang berbeda sesuai dengan tingkatan kelasnya.

Baca Juga: Masjid Harun Keuchik Leumik: Permata Spiritual di Banda Aceh

“Dalam apel ini siswa dibiasakan menghafal surat-surat pendek, hadits-hadits dan doa-doa. Ini yang membedakan dengan dengan MI lain. Selain itu, ada pula pendidikan ijtimaiyah, Amtsilah Tasrifiyah, Hadits, dan Doa. Semua bukunya kami buat sendiri kecuali Amtsilah Tasrifiyah,” paparnya.

MI Al-Fatah dengan sejarahnya yang begitu panjang, sekolah yang memungut biaya pendidikan sebesar Rp. 75 ribu per bulan ini, memiliki segudang prestasi yang tak bisa dipandang sebelah mata.

Tercatat, pada 2016 lalu, siswa MI Al-Fatah mengikuti lomba tahfidz yang diselenggarakan di SD An-Nahl Cikeas. Pada kesempatan itu, MI Al-Fatah mendapat juara 1, 2 dan 3 dan juara 3 lomba futsal. Kemudian mengikuti lomba tahfidz di sekolah Muhammadiyah dan berhasil membawa pulang juara 2 dan 3

“Prestasi lainnya pada Kompetisi Sains Madrasah (KSM) di tingkat kecamatan, kami berhasil mendapat juara 1 tahfidz, juara 1 dan 3 IPA, juara 1 lomba futsal, juara 3 tilawah, juara 3 Matematika, dan berbagai prestasi lainnya,” kata Syarifah. (A/R06/P1)

Baca Juga: Temukan Keindahan Tersembunyi di Nagan Raya: Sungai Alue Gantung

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Pendidikan dan IPTEK