Mengenal RS Indonesia, Saksi Bisu Tiga Agresi Besar Israel ke Gaza Palestina

Oleh: Rendi Setiawan, Jurnalis MINA

Pada 2012, lembaga medis kegawatdaruratan Medical Emergency Rescue – Committee (MER-C) bersama jaringan Pesantren Al Fatah Indonesia menginisasi berdirinya Rumah Sakit Indonesia atau dikenal di , Palestina.

Di balik kecemerlangan bangunan modern yang menjulang, tersemat sebuah cerita panjang penuh perjuangan, kepedulian, dan dedikasi terhadap kesehatan dan kemanusiaan.

RS Indonesia, tidak hanya menjadi simbol pelayanan kesehatan terkemuka, tetapi juga merupakan tonggak sejarah dalam panorama perawatan medis di Palestina.

Sejarah RS Indonesia bermula dari tekad yang kuat untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan yang berkualitas. Langkah pertama terwujud pada 2012, ketika MER-C bersama jaringan Pesantren Al Fatah Indonesia mulai menggarap pembangunan RS ini sebagai tanggapan terhadap kebutuhan mendesak akan fasilitas kesehatan yang canggih dan terjangkau.

RS Indonesia tidak hanya terbatas pada memberikan layanan medis, tetapi juga mencakup pengembangan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia di bidang kesehatan.

Dengan visi untuk menjadi pusat keunggulan dalam pelayanan kesehatan, RS Indonesia telah menjadi jembatan antara teknologi medis mutakhir dan kebutuhan riil rakyat Palestina, terutama sekali di Gaza.

Seiring berjalannya waktu, RS Indonesia terus melakukan transformasi dan inovasi untuk tetap relevan dalam dunia pelayanan kesehatan yang terus berkembang.

Dari pengembangan infrastruktur hingga diperkenalkannya teknologi terbaru, rumah sakit ini terus berupaya untuk memberikan standar pelayanan terbaik kepada setiap pasien yang datang.

Perjalanan RS Indonesia tidaklah tanpa rintangan. Berbagai tantangan, baik dari segi sumber daya, kepemimpinan, hingga kondisi eksternal, telah dihadapi dengan keteguhan hati dan semangat yang tak kenal lelah.

Tetapi, RS Indonesia tidak pernah berhenti mengabdi kepada masyarakat, menjadi tempat di mana setiap orang, dari berbagai latar belakang dan lapisan sosial, mendapatkan perlakuan yang setara dan pelayanan yang berkualitas.

Melalui peran aktifnya dalam memberikan layanan kesehatan, RS Indonesia menyentuh kehidupan ribuan bahkan jutaan orang. Dari penyediaan layanan medis yang terjangkau hingga kegiatan-kegiatan edukasi masyarakat, rumah sakit ini telah menciptakan dampak yang signifikan dalam meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup masyarakat Gaza.

RS Indonesia terus berkomitmen untuk menjadi garda terdepan dalam melayani masyarakat. Dengan terus mengembangkan keahlian dan teknologi, RS ini membawa harapan akan masa depan yang lebih sehat bagi rakyat Gaza.

RS Indonesia bukan sekadar sebuah fasilitas medis, tetapi juga merupakan simbol kepedulian, perjuangan, dan inovasi dalam sektor kesehatan.

Perjalanan panjangnya telah memberikan bukti nyata bahwa dengan tekad dan dedikasi, perubahan besar dalam layanan kesehatan dapat tercapai, dan RS Indonesia telah menjadi bagian penting dari perubahan tersebut.

Saksi bisu tiga agresi besar Israel

Dalam reruntuhan dan ketegangan Gaza Palestina yang terus berlanjut, sebuah cahaya harapan bersinar, meskipun tak terlihat oleh banyak mata. Di tengah gemuruh senjata dan kehancuran, terdapat sebuah institusi yang menjadi saksi bisu dari kemanusiaan yang mengejutkan — RS Indonesia.

Tiga agresi besar yang dilakukan oleh Israel ke Gaza Palestina telah menandai tiga babak tragedi yang menyisakan bekas luka dalam sejarah teror Israel tersebut. Dimulai pada 2014 selama 51 hari, 2021 selama 11 hari, dan 2023 selama lebih dari 45 hari dan masih berlangsung sampai saat ini.

Namun, di antara puing-puing, RS Indonesia berdiri kokoh, bukan hanya sebagai tempat medis, tetapi juga sebagai oase kepedulian dan harapan bagi warga yang terluka, baik secara fisik maupun mental.

Ketika melangkah ke dalam koridor-koridor RS ini, bukan hanya bau antiseptik yang menyambut, tetapi juga semangat keberanian dan keteguhan hati yang dihayati oleh setiap individu di sana.

Kisah-kisah yang mengharukan merajut perjalanan seorang anak yang bertahan dari reruntuhan rumahnya, seorang ibu yang berjuang untuk melindungi keluarganya, atau seorang dokter yang berusaha keras untuk menyembuhkan luka-luka yang tak terlihat.

Tak hanya sebagai tempat penyembuhan, RS Indonesia telah menjadi tempat yang mengajarkan makna kemanusiaan. Dalam ruang tunggu, pasien dari berbagai latar belakang etnis dan agama bersatu, luka mereka menjadi pengingat akan betapa rapuhnya perdamaian. Namun, di sinilah juga mereka menemukan kekuatan dalam solidaritas dan saling pengertian.

RS Indonesia tak hanya menawarkan perawatan medis, tetapi juga program-program pendidikan yang membantu masyarakat untuk tetap sehat secara fisik dan mental. Mereka menanamkan biji-biji harapan dan pengetahuan, meskipun di tanah yang penuh dengan ketidakpastian.

Melalui penderitaan dan kehancuran, RS Indonesia menegaskan pentingnya keberanian, harapan, dan kesatuan dalam menghadapi konflik yang tak kunjung usai. Setiap pasien adalah cerminan dari kekuatan manusia untuk bertahan dan memperjuangkan perdamaian.

Di balik dinding-dinding RS Indonesia di Gaza Palestina, ada lebih dari sekadar rumah sakit; ada cerita kemanusiaan yang menarik hati. Sebuah tempat di mana perbedaan menjadi tidak relevan, dan kehidupan menjadi yang paling berharga.

Tak terbendung oleh apapun, RS Indonesia di Gaza Palestina menjadi penjaga kemanusiaan, mengilhami kita semua untuk tidak pernah menyerah dalam menjaga nilai-nilai kehidupan yang adil dan damai.

Diduduki Israel

Pada Jumat, 24 November 2023, Israel Occupation Force (IOF) menduduki RS Indonesia setelah meminta para tenaga medis, relawan, hingga sipil yang mengungsi untuk pindah ke wilayah Gaza selatan.

“Rumah Sakit Indonesia sekarang sudah kosong dan sudah diambilalih oleh Israel. Mereka (tentara IDF) telah menduduki RS Indoneisa. Kita minta agar Indonesia menyeret Israel ke ICC (Mahkamah Pidana Internasional),” ungkap dr Sarbini Abdul Murad, Ketua Presidium MER-C kepada MINA, Jumat (24/11) pagi.

Seluruh pasien dan tenaga medis Rumah Sakit Indonesia termasuk tiga relawan MER-C Indonesia, berhasil dievakuasi ke Rumah Sakit Al-Nasser di Khan Younis dan Rumah Sakit Eropa di Rafah, Gaza selatan.

Evakuasi yang dilakukan sejak Senin-Rabu (20-22/11) menggunakan bus melalui bantuan Bulan Sabit Merah dan Palang Merah Internasional.

MER-C telah berhasil melacak keberadaan tiga relawan WNI di Rumah Sakit Indonesia. Tiga relawan bernama Fikri Rofiul Haq, Reza Aldilla Kurniawan, dan Farid Zanzabil Al Ayub tersebut telah berada di Rafah.

Evakuasi dilakukan setelah militer Israel yang terus menggempur rumah sakit tersebut. Sebelumnya, terdapat 6.000 orang termasuk staf dan dokter hingga 700 pasien dan pengungsi berlindung di dalamnya.

Ketua Presidium MER-C menegaskan, tuduhan terowongan Hamas yang dilontarkan oleh pasukan IOF hanyalah fitnah tidak mendasar.

Dia menyampaikan, cara seperti ini sudah pernah dilakukan di rumah sakit lainnya di Gaza, seperti di Rumah Sakit Al Shifa di mana militer Israel menyelundupkan senjata dan memfitnah rumah sakit tersebut jadi gudang senjata. (A/R2/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rendi Setiawan

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.