Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengenal Sekolah Bahasa Arab Satu-satunya di Turki

Rendi Setiawan - Senin, 23 Januari 2017 - 17:10 WIB

Senin, 23 Januari 2017 - 17:10 WIB

21048 Views

(Arsip)

(Arsip)

Wawancara Ketua Sekolah Al-Aqsha Internasional Hassan Ali Hassan Mohamad

Pendidikan menjadi hal dasar setiap manusia di mana pun berada dalam menjalani kehidupannya, tak terkecuali di Turki. Bagi orang-orang di Turki, khususnya mereka yang berasal dari luar Turki cukup kesulitan untuk memperoleh mata pelajaran bahasa Arab, karena minimnya lembaga pendidikan di sana yang mengajarkan bahasa Arab. Namun, di tengah keminiman itu, ada satu yayasan pendidikan yang mengajarkan bahasa Arab.

Untuk itu, wartawan Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj Islamic News Agency) melakukan bincang-bincang ringan dengan Hassan Ali Hassan Mohamad, Ketua Sekolah Al-Aqsha Internasional, sekolah pertama yang mengajarkan bahasa Arab di Turki, berikut kutipannya:

MINA: Bagaimana sejarah berdirinya Sekolah Al-Aqsha Internasional?

Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof El-Awaisi: Ilmu, Kunci Pembebasan Masjid Al-Aqsa

Hassan Mohamad: Sejarahnya cukup panjang, yang pertama, berkaitan dengan nama ‘Al-Aqsha’ adalah untuk menyatukan barisan seluruh kaum Muslimin dalam satu nama, satu tujuan, dan satu gambaran bahwa Masjid Al-Aqsha di Palestina sebagai milik umat Islam. Yang kedua, kenapa kita membentuk sekolah, bukan yang lain? Karena sekolah adalah wasilah untuk bisa membangun kesadaran bersama tentang Masjid Al-Aqsha melalui pendidikan. Sekolah ini berdiri belum lama, yaitu bulan September 2016 kemarin di Istanbul. Dan itu adalah angkatan pertama, kurang lebih sudah ada 500 siswa sampai sekarang.

MINA: Bagaimana Metode Pendidikan?

Hassan Mohamad: Perlu diketahui bahwa di sekolah bukan hanya diajarkan bahasa Arab, tetapi juga ada bahasa Inggris, yang mana keduanya memiliki metode berbeda. Untuk bahasa Arab sendiri misalnya, menggunakan metode pengajaran yang digunakan di Yaman. Sementara bahasa Inggris mengikuti kurikulum di Inggris atau Amerika Serikat. Sekolah ini memiliki jenjang dari mulai PAUD sampai SMA. Untuk saat ini dalam proses pembentukan universitas.

Di sekolah ini pula diberikan pelatihan bahasa Arab yang diberikan untuk selain pelajar dan selain orang Arab. Visi sekolah ini adalah menjadi rujukan sekolah Arab yang berada di semenanjung Turki. Adapun misinya adalah menghasilkan lulusan yang memiliki keimanan kuat kepada Allah, membangun negaranya dan berguna bagi masyarakat di tempatnya.

Baca Juga: Wawancara Ekskusif Prof Abdul Fattah El-Awaisi (3): Kita Butuh Persatuan untuk Bebaskan Baitul Maqdis

MINA: Bagaimana dengan biayanya?

Hassan Mohamad: Di sekolah ini tidak dibuka bebas biaya. Meski demikian, ada ketentuan-ketentuan untuk bisa memperolehnya melalui beasiswa silang. Sementara untuk pelajar dari Palestina yang berjumlah sekitar 15%, mereka mendapatkan keringanan biaya. Meskipun mereka tidak diberikan secara gratis, tapi mereka mendapatkan diskon yang istimewa mengingat kondisi yang terjadi di negara mereka saat ini.

MINA: Untuk fasilitasnya?

Hassan: Sekolah ini sudah memiliki fasilitas yang cukup lengkap dengan 300 kelas, dua kolam renang, dan dua lapangan khusus. Sekolah ini terdiri dari satu gedung dengan 11 lantai. Dari 11 lantai ini terpisah antara siswa laki-laki dan siswa perempuan. Didirikannya sekolah ini atas bantuan para donatur, juga dengan bantuan pemerintah Turki untuk bisa mendirikan sekolah Arab, melihat populasi yang membludak seperti yang saya sampaikan sebelumnya.

Baca Juga: Wawancara Ekskusif Prof Abdul Fattah El Awaisi (2): Urgensi Rencana Strategis Bebaskan Baitul Maqdis

MINA: Alasan memilih Turki sebagai lokasi Sekolah Al-Aqsha Internasional?

Hassan Mohamad: Latar belakang kenapa Sekolah Al-Aqsha Internasional ini didirikan di Turki adalah karena melihat populasi orang Arab di sana, terutama mereka yang di Istanbul mencapai lima juta. Dengan keberagaman penduduk asing yang berasal dari negara tetangga, seperti Mesir dan Yaman pun cukup besar, sehingga mereka perlu bisa melanjutkan kehidupan untuk kembali ke negara mereka. Namun tidak semua dari mereka bisa kembali mengingat kondisi di negara mereka masing-masing.

Maka Sekolah  Al-Aqsha Internasional membangun sekolah untuk menampung sementara sebagai strategi pendidikan yang diterapkan untuk orang-orang Arab yang berada di Turki dan tidak bisa pergi kemana-mana. Ini merupakan satu-satunya sekolah bahasa Arab di Turki.

MINA: Respon masyarakat Turki?

Baca Juga: Fenomana Gelombang Panas, Ini Pendapat Aktivis Lingkungan Dr. Sharifah Mazlina

Hassan Mohamad: Respon dari masyarakat di Turki sangat bagus, hal ini terlihat dari banyaknya jumlah siswa yang mendaftar hingga mencapai 500 siswa seperti yang saya katakan sebelumnya. Di sekolah ini juga memiliki tenaga pengajar yang mumpuni di setiap bidangnya, di semua mata pelajaran, dan di semua departemen sekolah, maka ini menjadi nilai lebih bagi kami untuk bisa lebih bersaing dengan sekolah-sekolah lain di Turki. (L/RA-1/R06/R01)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Wawancara Ekskusif Prof Abdul Fattah El Awaisi (1): Peran Strategis Indonesia dalam Pembebasan Baitul Maqdis

Rekomendasi untuk Anda