Oleh : Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior MINA (Mi’raj News Agency)
Musibah memang beragam jenis dan bentuknya. Ada yang menimpa jiwa seseorang, ada yang menimpa tubuhnya, ada yang menimpa hartanya, ada yang menimpa keluarganya, dan ada yang menimpa sisi lainnya.
Allah menyebutkan di dalam ayat:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِنَ اْلأَمْوَالِ وَاْلأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِيْنَ
Artinya : “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS Al-Baqarah [2] : 155).
Ayat ini adalah pemberitaan dari Allah kepada orang-orang beriman, bahwa Allah akan menguji mereka dengan perkara-perkara supaya nyata diketahui orang-orang yang sabar.
Baca Juga: Ini Doa Terbaik Dari Keluarga untuk Jamaah Yang Pulang Umrah
Orang beriman tentu akan bersabar tatkala ditimpa musibah, yakni tetap dalam taat kepada Alah, semakin mendekat kepada Allah, beristighfar dan bertaubat, serta tidak melakukan perbuatan maksiat, tidak melanggar syari’at Allah, tidak mengambil hak milik orang lain dan sebagainya.
Maka, sikap terbaik bagi kaum Mukminin tatkala mendapatkan musibah adalah apa yang disebutkan pada ayat berikutnya:
الَّذِيْنَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ. أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُوْنَ
Artinya : “(orang-orang yang sabar yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan: ‘Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.’ (Sesungguhnya kami milik Allah dan sesungguhnya kami kepada-Nya kami kembali). Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Al-Baqarah [2] : 155-157).
Inilah yang disebut dengan ucapan Istirja’ yaitu ucapan:
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-21] Tentang Istiqamah
إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهَ رَاجِعُوْنَ
Artinya : “Sesungguhnya kami milik Allah dan sesungguhnya kepada-Nya kami kembali.”
Hikmah Musibah
Berkaitan dengan musibah, sebagian orang menyangka bahwa bila dirinya tertimpa penyakit misalnya, rumahnya kebakaran, hartanya kecurian, atau semisalnya adalah karena dirinya sedang dimurkai Allah.
Padahal justru terkadang kita diuji dengan berbagai musibah dan bencana karena Allah sedang menyiapkan kita ke tempat yang mulia disisi-Nya. Atau justru Allah bermaksud menerima kembali kita sebagai hamba-Nya, jika dengan musibah itu kita beristighfar, bertaubat, dan mengakui segala kesalahan kita, dan mengakui segala kemahabesaran Allah.
Baca Juga: Hijrah Hati dan Diri: Panduan Syariah untuk Transformasi Spiritual dan Pribadi
Sebaliknya, terkadang seorang diuji dengan kesenangan, seperti harta yang banyak, istri, anak-anak, dan lainnya. Namun bukan karena kemuliaannya, jika tidak menjadikannya untuk tha’at kepada Allah.
Karenanya, kita mesti yakin kepada ketentuan dan kekuasaan Allah, bahwa apa yang ditakdirkan Allah terjadi niscaya akan menimpanya, tidak meleset sedikit pun. Sedangkan apa yang tidak ditakdirkan oleh-Nya pasti tidak akan menimpanya.
Seperti Allah menyebutkan di dalam ayat:
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيْبَةٍ فِي اْلأَرْضِ وَلاَ فِي أَنْفُسِكُمْ إِلاَّ فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللهِ يَسِيْرٌ. لِكَيْ لاَ تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلاَ تَفْرَحُوا بِمَا ءَاتَاكُمْ وَاللهُ لاَ يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍ
Artinya : “Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS Al-Hadid [57]: 22-23).
di dalam haditsnya, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :
Baca Juga: Aksi Peduli Palestina: Cara Efektif dan Nyata Membantu Sesama yang Membutuhkan
مَا يَزَالُ الْبَلاَءُ بِالْمُؤْمِنِ وَالْمُؤْمِنَةِ فِي جَسَدِهِ وَمَالِهِ وَوَلَدِهِ حَتَّى يَلْقَى اللهَ وَمَا عَلَيْهِ خَطِيْئَةٌ
Artinya : “Senantiasa cobaan menimpa seorang mukmin dan mukminah pada tubuhnya, harta dan anaknya, sehingga ia berjumpa dengan Allah dalam keadaan tidak memiliki dosa.” (HR Ahmad dan At-Tirmidzi).
Adapun hikmah bagi yang lainnya, adalah menumbuhkan jiwa sosial, kasih sayang, dan solidaritas untuk membantu mereka yang terkena musibah. Bahwa sesungguhnya manusia asalnya satu dan bersaudara. Karena itu, jauhi persengketaan, pertiakain dan perceraiberaian. Satukan langkah, motivasi, dan tujuan, menghamba kepada Allah secara terpimpin dengan Al-Quran dan As-Sunnah.
Bantu saudara-saudara kita yang tertimpa musibah dan bencana dengan dukungan doa, moral, material, dan apa yang kita bisa.
Karena itu, marilah kita jangan terlalu bersedih, berduka, atau nestapa berkepanjangan tiada tara. Yakinkan diri dan mantapkan hati bahwa semua atas kehendak-Nya.
Baca Juga: Enam Cara Mudah Bantu Palestina
Menunjukkan betapa dha’ifnya diri ini dan betapa mahakuasanya Ilahi Robbi.
Tetaplah kita bersemangat dan tumbuhkan kekuatan untuk bertaubat tinggalkan segala maksiat, dan semoga semuanya itu membawa ridha, hikmah dan manfaat. (T/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Makna Mubazir dalam Tafsir Al-Isra’ Ayat 27, Mengapa Pelaku Pemborosan Disebut Saudara Setan?