Menilik Program di KUA Susoh, Aceh Barat Daya

 

Oleh: May Rendy Setyawan

Pagi di Kecamatan Susoh, Kabupaten , tampak cerah, seperti biasanya. Orang-orang berlalu-lalang dengan kesibukannya masing-masing, seraya membawa harapan hari itu lebih baik dari hari kemarin. Cuaca pun seakan mengamini harapan setiap orang yang hendak menunaikan tugas harian mereka. Begitu pula yang dilakukan Kepala KUA Kecamatan Susoh, setiap hari kerjanya.

Sebagai seorang Kepala KUA yang belum terlalu lama menjabat, Ustaz Roni, begitu ia disapa, punya banyak target dan harapan untuk dicapai bersama unit kerjanya. Untuk tahun 2021 misalnya, Ustaz Roni telah menargetkan sedikitnya lima program bisa terealisasi hingga akhir tahun nanti. Ustaz Roni berprinsip, keterbatasan bukan halangan untuk merengkuh impian setinggi mungkin.

Sama seperti Kepala KUA di kecamatan yang lain, Ustaz Roni pun memiliki harapan semua program yang telah disusunnya sedemikian rupa bisa berbuah manis.

Digitalisasi arsip KUA

Target pertama yang ingin diselesaikan oleh Ustaz Roni adalah program digitalisasi arsip di . Program yang telah ia geber sejak dilantik menjadi Kepala KUA Susoh pada Februari 2021 ini dirasa menjadi salah satu program penting di masa periodenya. Digitalisasi adalah salah satu tantangan zaman, mengingat hampir semua lini berporos pada digital. Tentu, hal ini disadari pula oleh Ustaz Roni sebagai kepala unit pelayanan masyarakat dalam bidang keagamaan.

Agar program ini berjalan lancar, Ustaz Roni mulai menyusun langkah strategis, mengingat banyak pekerjaan rumah yang mesti diselesaikan. Ia bersama seorang Penyuluh Agama Islam Fungsional dan 8 Penyuluh Agama Islam Honorer mulai menata arsip-arsip dokumen yang tersimpan di ruang penyimpanan berkas. Tidak bisa sembarangan dalam menata. Ustaz Roni mengharapkan penataan yang terstruktur sesuai dengan jenis arsipnya masing-masing.

Dalam menata berkas keluaran lama, Ustaz Roni memilih tak ambil pusing. Ia memutuskan untuk menyusun berkas-berkas tersebut yang telah dikeluarkan KUA Susoh sejak kantor itu berdiri, medio 1980-an. Jelas, bagi Ustaz Roni, ini bukan pekerjaan mudah. Ia meminta para pegawai di KUA Susoh memulai penataan berkas sejak awal tahun dan berujung pada akhir 2021 nanti. Harapannya, KUA Susoh bisa memulai proses alih media terhadap arsip-arsip di KUA Susoh ke dalam bentuk digital pada 2022 mendatang.

“Selain memang mempermudah tugas-tugas kita di KUA, kebijakan digitalisasi terhadap dokumen-dokumen ini juga hendak menjawab tantangan zaman. Sekarang ini, anak-anak muda, milenial, dan bahkan generasi sebelum milenial hampir semuanya dekat dengan digital. Untuk itulah KUA juga sudah saatnya melakukan transformasi digital ini,” kata Ustaz Roni.

Jadwal khatib dan imam Jumat

Selain memulai rencana jangka menengah dalam program digitalisasi di KUA Susoh, Ustaz Roni bersama para penyuluh juga melakukan pelayanan kepada masjid-masjid yang tersebar di Kecamatan Susoh. Pelayanan itu dilakukan melalui pembuatan flyer-flyer menjelang hari Jumat. Flyer itu berisi tentang nama khatib dan imam yang hendak memimpin Salat Jumat. Tentu dengan berkoordinasi bersama pengurus masjid setempat.

Melalui program ini, Ustaz Roni berharap masyarakat terbantukan untuk mengetahui kapan waktu Salat Jumat dimulai, siapa khatib dan imamnya. Meski belum maksimal, Ustaz Roni mengapresiasi kinerja penyuluh KUA Susoh yang mayoritas perempuan itu dalam mengakomodir khatib dan imam Salat Jumat di 15 masjid yang tersebar di KUA Susoh.

Penyusunan flyer ini dilakukan dengan kesungguhan. Para penyuluh sejak awal pekan melakukan koordinasi dengan pengurus masjid untuk menentukan khatib dan imam Salat Jumat. Setelah itu, para penyuluh secara inovatif mendesain bentuk flyer yang ditargetkan rampung sebelum Kamis malam, sehingga pada Jumat pagi, flyer-flyer dalam bentuk digital itu mulai disebarkan ke masyarakat.

Program literasi

Ustaz Roni memahami tugasnya sebagai Kepala KUA juga penghulu mempunyai segudang pengalaman saat melayani kebutuhan masyarakat. Bagi Ustaz Roni, pengalaman-pengalaman itu adalah salah satu harta berharga dalam hidupnya. Apalagi, kearifan adat dan budaya di setiap daerah berbeda-beda. Hal ini kemudian mendorong Ustaz Roni membentuk program literasi bagi penghulu dan penyuluh di KUA Susoh.

Pegawai di KUA memiliki segala atribut untuk menjadi penulis yang andal. Sebab, pegawai di KUA, baik penghulu maupun penyuluh hampir setiap harinya bersinggungan dengan masyarakat secara langsung, sehingga memungkinkan mereka memiliki pengalaman yang menarik untuk diulas dalam bentuk artikel maupun tulisan ringan.

Program ini membuahkan hasil. Penghulu maupun penyuluh di KUA Susoh baru saja menerbitkan dua buah buku berjudul ‘Suluh Sang Penyuluh’ yang merupakan buah karya para penyuluh. Sementara kolaborasi dua penghulu berjudul ‘Menikahlah Raih Bahagia’ yang merupakan kolaborasi antara dirinya dan Abdul Aziz Al Jabbar.

Program literasi di KUA Susoh ini bukan sekadar menuangkan pengalaman pada sebuah tulisan. Program ini adalah sebuah tabungan di masa pensiun nanti. Jadi memang bukan sekadar program di KUA begitu saja. Ustaz Roni berharap program ini menjadi kenangan kita bersama, menjadi peninggalan bagi generasi penerus kita nanti.

Selain tiga program tadi, KUA Susoh memiliki program dua pekanan melakukan silaturahmi bersama majelis taklim binaan. Melalui program ini, penghulu dan penyuluh jadi semakin akrab dengan masyarakat. Kemudan, Ustaz Roni menyebut, KUA Susoh juga melakukan penyuluhan terkait pemulasaraan jenazah bagi perempuan. Hal ini dilakukan mengingat urus jenazah bagi perempuan berbeda dengan urus jenazah bagi laki-laki. (A/R2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rendi Setiawan

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.