Jakarta, MINA – Dunia kesehatan tanah air kembali diguncang munculnya Covid-19, khususnya di DKI Jakarta. Meski begitu pihaknya telah menyiapkan strategi guna menghadapi berbagai Pandemi, salah satunya Covid-19, demikian Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin.
Menkes Budi menyebut, bahwa Pandemi melawan virus sama halnya dengan perang. Adapun perang yang dihadapi manusia sejauh ini ada tiga jenis.
“Pertama perang dengan alam. Kedua, perang sesama manusia. Dan ketiga perang menghadapi patogen atau pandemi,” kata Budi dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (16/12).
Dari semua perang yang dihadapi manusia, perang melawan patogen mencatatkan kematian yang paling banyak di dunia. Budi mencontohkan pandemi Black Death atau Maut Hitam yang melanda Eropa, Asia, dan Afrika Utara antara 1347-1353 dan diperkirakan merenggut nyawa 200 juta jiwa.
Baca Juga: Masjid Pantai Bali Gelar Lomba Omplok Layar Tunjukkan Solidaritas Palestina
Untuk menyiapkan perang melawan pandemi, eks Wakil Menteri BUMN ini mengatakan strategi pertama yang perlu dilakukan adalah menyiapkan sumber daya manusia yang kompeten.
“Kita perlu siapkan orangnya. Tenaga cadangan kesehatan, sama seperti militer. Kita bikin juga cadangan kesehatan secara digital. Jadi kita catat secara digital orang-orang kita yang punya pengalaman menghadapi bencana tuh gimana dan siapa. Dan itu bisa dipanggil at any time,” imbuhnya.
Strategi kedua adalah mempersiapkan senjata terbaik melawan pandemi seperti dengan melengkapi alat-alat kesehatan.
“Kalau pertahanan nembak pakai senjata, kesehatan nembaknya pakai suntikan. Jadi kalau pertahanan punya pabrik senjata, kita (kesehatan) punya pabrik alat suntik, RnD (Research and Development), segala macam, kan gitu,” ujar Budi.
Baca Juga: Market Day Festival Baitul Maqdis Meriahkan BSP 2024 di Samarinda
Strategi selanjutnya melawan potensi pandemi adalah dengan meningkatkan pengawasan seperti menyiapkan PCR lab di 416 Kabupaten dan 98 Kota di seluruh Indonesia. Sementara strategi terakhir adalah menyiapkan amunisi senjata pamungkas seperti Teknologi DNA rekombinan dan lainnya.
“Lab itu intel kesehatan untuk melihat virusnya datang dari mana. Kita juga perlu ada Laboratory Genomic Sequencing. Jadi kalau kita sudah tahu musuh-musuh kita yang buat ratusan juta orang mati dari hewan, kita sudah siapkan strateginya Integrated One Health,” kata Budi mengakhiri.
Seperti diketahui, pandemi Covid-19 pertama kali dideteksi pada tanggal 2 Maret 2020. Pada 9 April, pandemi sudah menyebar ke 34 provinsi dengan DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Tengah sebagai provinsi paling terpapar.
Pemerintah melakukan berbagai kebijakan penanganan pandemi seperti dari berbagai sektor seperti Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), pemberian insentif bagi masyarakat dan pelaku, dan pemberian vaksin agar pandemi dapat teratasi dan perekonomian tetap terjaga.
Baca Juga: Jama’ah Muslimin Kutuk Keras Tentara Zionis Kencingi Al-Qur’an
Langkah penanganan pandemi yang dilakukan pemerintah mendapat apresiasi dari banyak pihak. Salah satunya dari World Health Organization (WHO).
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Juni 2022 mengatakan Indonesia memiliki penanganan yang baik dalam COVID-19. Begitu pula dengan cakupan vaksinasi COVID-19.
Hal ini disampaikan Tedros kepada Presiden Jokowi kala itu. Selain WHO, pujian datang dari Johns Hopkins University (JHU) yang menyebut Indonesia salah satu negara yang terbaik dalam menekan infeksi akibat SARS-CoV-2. (R/R4/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menag Wacanakan Pramuka Wajib di Madrasah dan Pesantren