Jakarta, MINA – Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan, pihaknya mengantisipasi serbuan produk halal impor yang membidik Indonesia sebagai pasar potensial.
“Negara lain mencoba melakukan penetrasi terhadap pasar kita. Terdapat 270,20 juta orang Indonesia. Kita perlu antisipasi agar Indonesia tidak hanya menjadi target pasar produk halal dunia,” kata Menperin di Jakarta, Jumat (30/9).
Menperin menyampaikan, dalam satu agenda pertemuan dengan Uni Eropa (UE), Benua Biru jelas menginginkan agar produk-produk halal mereka dapat dipermudah untuk masuk ke Indonesia.
“Mereka meminta agar sertifikasi produk halal dari sana bisa dipermudah. Ini harus hati-hati. Sekali kita buka, saya khawatir nanti kalau kita belum siap malah akan menambah banjirnya produk-produk luar negeri atas nama produk halal,” kata Menperin.
Baca Juga: Menag Tekankan Pentingnya Diplomasi Agama dan Green Theology untuk Pelestarian Lingkungan
Oleh karena itu, lanjut Agus, Kemenperin serius mendorong agar industri nasional semakin siap memproduksi produk-produk yang berbasis halal, mulai dari makanan dan minuman, fesyen, kosmetik, hingga media.
Kebijakan pemerintah dalam pemberdayaan industri halal sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden nomor 74 tahun 2022 tentang Kebijakan Industri Nasional tahun 2020 – 2024 dilakukan melalui penyusunan kebijakan industri halal.
Selain itu, penguatan infrastruktur industri halal, penerapan Sistem Jaminan Produk Halal (SJPH), pemberian insentif fiskal dan non-fiskal industri halal, kerja sama internasional dalam rangka akses bahan baku halal, serta perluasan akses pasar.
“Hal itu termasuk pengakuan sertifikasi halal nasional melalui Mutual Recognition Agreement (MRA) dengan negara lain, literasi, edukasi, kampanye, sosialisasi, serta promosi peningkatan pemasayarakatan industri halal melalui penghargaan dan festival industri halal nasional,” tukas Agus.
Baca Juga: Menhan: 25 Nakes TNI akan Diberangkatkan ke Gaza, Jalankan Misi Kemanusiaan
Menperin menyampaikan, terlepas dari berlanjutnya ketidakpastian global dikarenakan pandemi COVID-19, Dinar Standard dalam laporannya memperkirakan bahwa total pengeluaran umat Muslim global pada 2022 diperkirakan akan terus menguat dan tumbuh sebesar 9,1 persen. Hal itu berasal dari enam sektor riil ekonomi syariah yaitu sektor makanan dan minuman halal, modest fashion, kosmetika, farmasi, media dan rekreasi serta perjalanan.
Agus menambahkan, dalam rangka upaya pemulihan ekonomi global, ekonomi syariah telah menjadi agenda utama di beberapa negara dan dianggap sebagai bagian inti dari kebijakan pemulihan ekonomi pasca pandemi.
Sekretaris Jenderal Kemenperin Dody Widodo menyampaikan bahwa pembatasan akan dilakukan, sesuai dengan rambu-rambu perdagangan yang ada.
“Kalau untuk batasi jelas kita harus, walaupun ini halal tetap kita ada rambu-rambu nya yang kita lakukan. Salah satunya memperbanyak sertifikasi standar dan meningkat kualitas industri produk manufaktur itu sendiri dengan implementasi sertifikasi halal ke setiap produk dari industri kecil ke besar,” ujar Dody. (L/R4/RS2)
Baca Juga: BMKG: Waspada Gelombang Tinggi di Sejumlah Perairan Indonesia
Mi’raj News Agency (MINA)