Menteri PPN: Penting Pengusaha Hadapi Revolusi Industri 4.0

Jakarta, MINA – Menteri Perencanaan PembangunanNasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, pentingnya pengusaha dalam menghadapi Revolusi Industri ke-empat (Industri 4.0) untuk mewujudkan .

Hal tersebut ia sampaikan saat membuka Seminar Indonesia Forum2018: Sustainable Development Goals (SDGs) di Era Revolusi Industri 4.0 yang merupakan hasil kerjasama antara Kementerian PPN/Bappenas dan Yayasan Indonesia Forum (YIF) di Jakarta, Jumat (7/12).  

“Masih ada satu komponen yang membedakan Indonesia dengan negara-negara maju lainya pada tahun 2045 nanti, yaitu entrepreneurship. Bukannya Indonesia tidak punya tapi,dalam jumlah masih kurang dan dari segi kualitas belum sesuai yang diharapkan,” jelas Bambang.

Oleh sebab itulah, Bambang yang juga menjabat sebagai ketua umum YIF, mengharapkan kontribusi dari dunia usaha nasional maupun daerah dalam mencetak banyak pengusaha untuk menghadapi tantangan

“Tidak mungkin sebuah negara maju berjalan hanya dengan mempunyai birokrasi yang baik, namun diperlukan entrepreneur-entrepreneur(pengusaha) yang mampu mendorong usaha dan menciptakan terobosan di dunia usaha,” lanjutnya.

Menurutnya, menjadi pengusaha tidak perlu langsung mulai dari kalangan konglomerat, namun dapat mulai dari semua tingkatan bisnis seperti usaha mikro, kecil, menengah dan sampai besar.

“Seperti Jepang, China,dan Thailand, entrepreneurnya (pengusaha) kebanyakan dimulai dari lapisan bawah kemudian mereka menjadi besar saat ini,” ungkap Bambang.

Sementara itu, Indonesia masih berharap munculnya pengusaha dari Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), namun saat ini  masih berkutat dalam jumlah yang ada dan belum masuk dalam penelitian yang lebih signifikan.

Menurut Bambang, di dalam Revolusi Industri 4.0 nanti, akan muncul pengusaha – pengusaha baru yang berbeda dari masa sebelumnya karena munculnya perkembangan teknologi seperti digitalisasi, otomisasi dan kecerdasan buatan.

Keberadaan Revolusi Industri 4.0 memberikan tantangan sekaligus peluang bagi perkembangan ekonomi ke depan.

“Selain meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam produksi modern, juga dalam perkembangannya dapat berpotensi menyebabkan hilangnya pekerjaan di dunia,” katanya memperingatkan. (L/Sj/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.