Khartoum, MINA – Kepala Staf Tentara Angkatan Darat Sudan Kamal Abdel Marouf pada Rabu (30/1) mengatakan, pihaknya tidak akan membiarkan negaranya runtuh akibat protes nasional.
Protes mematikan telah mengguncang Sudan selama berpekan-pekan. Pemrotes menyerukan diakhirinya pemerintahan tiga dekade Presiden Omar Al-Bashir, demikian The New Arab melaporkan yang di kutip MINA.
Protes awalnya dipicu oleh keputusan pemerintah yang menaikkan harga roti tiga kali lipat, memicu menjamurnya demonstrasi antipemerintah nasional dan angkatan bersenjata siap menghadapi mereka yang mengganggu stabilitas keamanan rakyat Sudan.
“Kami tidak akan membiarkan negara Sudan runtuh atau jatuh ke dalam kekacauan,” katanya dalam sebuah pertemuan dengan para perwira tinggi militer di Khartoum, menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh tentara.
Baca Juga: Perang Dua Tahun, Pelanggaran terhadap Anak di Sudan Naik 1.000 Persen
Pada hari Selasa, peringatan serupa dikeluarkan oleh wakil Abdelmarouf, Essameddine Mubarak, yang mengatakan bahwa pasukan siap menghadapi ancaman terhadap negara.
Menteri Pertahanan Awad Ibnouf menyalahkan protes baru-baru ini pada rencana yang tidak ditentukan.
“Angkatan bersenjata Sudan mengetahui rencana yang menggunakan situasi ekonomi untuk memicu rasa tidak aman di negara itu,” kata Ibnouf dalam pertemuan militer.
Meskipun ada Demonstrasi Nasional, Bashir menolak untuk mundur dan menyalahkan kekerasan pada demonstran “penyusup” di antara para demonstran.
Baca Juga: Lebih dari 300 Orang Tewas Imbas Serangan di Kamp Pengungsi Sudan
Para pejabat mengatakan, sekitar 30 orang telah tewas dalam kekerasan terkait protes sejak demonstrasi dimulai pada 19 Desember, sementara kelompok Hak Asasi mengatakan, lebih dari 40 orang telah tewas. (T/Gun/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pesawat Kargo Kenya Kecelakaan di Somalia, Seluruh Awak Tewas