Florida, 9 Ramadhan 1437/13 Juni 2016 (MINA) – Direktur Advokasi Muslim terkemuka di Amerika Serikat (AS), Nihad Awad mengecam pembantaian di klub malam di Orlando dan menyebut anggota kelompok Negara Islam (ISIS/Daesh) melakukan penyimpangan dalam memahami Islam yang benar.
Awad menyeru semua pihak untuk bersatu dan mendesak para politisi untuk tidak mengeksploitasi pembantaian di Orlando sebagai sebuah serangan oleh umat Islam, yang mengakibatkan 50 orang tewas dan puluhan lainnya terluka.
“Ini adalah kejahatan kebencian. Dalam istilah yang paling kasar, kami mengutuk mereka,” katanya pada konferensi pers di Florida, Ahad (12/6), menanggapi serangan yang diklaim oleh salah satu kelompok yang mengaku sebagai jurubicara umat Islam, demikian Usatoday dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
“Bagi para politikus yang mungkin mencoba untuk mengeksploitasi tragedi ini, kami meminta untuk menghormati para korban dan keluarga mereka. Ini bukan waktu untuk mendiskreditkan penganut agama lain. Ini bukan waktu untuk mengeksploitasi ketakutan. Ini adalah waktu untuk persatuan,” imbuhnya.
Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris
Ia menandaskan, insiden semacam ini telah melanggar prinsip-prinsip sebagai orang Amerika dan sebagai seorang Muslim. “Biarkan ini menjadi jelas, kita tidak memiliki toleransi untuk ekstremisme apapun,” katanya.
Dikatakan Awad bahwa ISIS dan pendukungnya sama sekali tidak mempresentasikan Islam ke seluruh dunia.
“Mereka tidak berbicara untuk kita. Mereka tidak mewakili kita. Mereka melakukan penyimpangan yang sangat nyata, dan mereka adalah seorang penjahat. Mereka tidak berbicara atas agama kita. Mereka tidak pernah memiliki iman yang indah ini di dalam hati mereka,” tegasnya.
Sementara dalam laporannya, Badan Intelejen AS (FBI – The Federal Bureau of Investigation) mengatakan bahwa pria bersenjata itu diidentifikasi sebagai Omar Mateen (29 tahun) yang meninggal dalam baku tembak dengan polisi, diyakini telah berjanji setia kepada ISIS sebelum penembakan itu terjadi. (T/P011/R01)
Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)